Asal-usul Covid-19 Semakin Terungkap, Dokumen yang Bocor Sebut Sampel Virus Dikirim ke Wuhan

22 November 2021, 10:12 WIB
Asal-usul Covid-19 semakin terungkap setelah sebuah dokumen yang baru-baru ini mengungkapkan bahwa sampel virus dari Laos dikirim ke laboratorium Wuhan untuk diteliti. /REUTERS/Thomas Peter

PR BEKASI – Teori bahwa virus Covid-19 muncul di laboratorium Wuhan, China telah didukung oleh dokumen yang baru-baru ini bocor.

Dokumen yang bocor tersebut menambah bobot teori bahwa patogen mematikan itu bocor dari Institut Virologi Wuhan.

Para aktivis mengatakan para ilmuwan Wuhan sedang mempelajari sampel virus dari spesies kelelawar berisiko tinggi yang hidup di Laos.

Baca Juga: Identitas Pasien Pertama Covid-19 di Wuhan Terungkap, Ternyata Penjual Makanan

Ini telah menarik hubungan antara patogen yang relatif dekat dengan Covid-19 yang ditemukan di Laos dan penelitian yang dilakukan di laboratorium Wuhan.

Dokumen tersebut menunjukkan bahwa pada bulan September para ilmuwan menemukan jenis virus yang disebut Banal-52 di Laos yang.

Strain virus corona ini diketahui berbagi sebesar 96,8 persen genomnya dengan virus Covid-19.

Baca Juga: Masuk McDonald's Thailand Harus Tes Antigen, Khawatir Penularan Covid-19

Sekarang, pertanyaan muncul seputar bagaimana virus yang dibawa kelelawar dari Laos bisa memicu wabah di Wuhan, yang jaraknya lebih dari 1.000 mil.

Email yang bocor antara yayasan penelitian ilmiah EcoHealth Alliance dan penyandang dana pemerintah AS menunjukkan sampel virus sedang dikumpulkan secara aktif dari kelelawar di Laos.

Sampel-sampel virus ini kemudian dibawa kembali ke Institut Virologi Wuhan untuk dipelajari.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Pertama Ternyata Beberapa Hari Lebih Lambat dari yang Dilaporkan

Email antara EcoHealth Alliance dan penyandang dana pemerintah AS menunjukkan bahwa DNA virus dari kelelawar dan spesies berisiko tinggi lainnya dikirim ke Wuhan antara Juni 2017 hingga Mei 2019.

Informasi ini ditemukan dalam Freedom of Information Request oleh White Coat Waste Project yang berbasis di AS.

Varian virus corona, yang disebut Banal-52, ditemukan pada kelelawar gua di Yunnan, China, tempat EcoHealth Alliance juga mencari virus.

Baca Juga: Moderna Berupaya Dapatkan Izin FDA untuk Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga di Amerika Serikat

Sampel kelelawar gua Yunnan dikirim kembali ke Institut Virologi Wuhan, sementara sampel dari Yunnan dan Laos disimpan dalam database online di Institut Virologi Wuhan.

Rekan penulis Viscount Ridley, mengatakan email itu menambah bobot teori bahwa Covid-19 bocor dari laboratorium di Wuhan.

Menurutnya, Banal-52 tidak cukup dekat untuk menjadi nenek moyang Covid-19 dan mungkin virus ini dimulai di Laos, bukan China.

Baca Juga: Pfizer Beri Izin Produsen Generik Pasok Pil Anti-Virus Covid-19 ke 95 Negara Menengah Kebawah

“Tapi kami mendapat bocoran dokumen yang menunjukkan bahwa EcoHealth Alliance sedang mengambil sampel kelelawar di Laos,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Senin, 22 November 2021.

Dalam dokumen tersebut disebutkan, mereka ingin mengirim semua sampel virus ini ke laboratorium yang dapat menganalisisnya.

Hal tersebut karena akan rumit untuk kembali dan meminta izin kepada Pemerintah AS untuk memberikan sebagian dari hibah tersebut ke laboratorium Laos.

Baca Juga: Pfizer Buat Obat Covid-19, Pasokan Akan Diberikan pada 95 Negara Berpenghasilan Rendah dan Menengah

“Jadi wabah itu terjadi di kota dengan program penelitian terbesar di dunia tentang virus corona yang ditularkan melalui kelelawar, yang para ilmuwannya telah pergi ke setidaknya dua tempat di mana virus mirip Sars-CoV-2 ini hidup,” katanya.

Mengacu pada informasi baru, Gilles Demaneuf, seorang peneliti dan anggota grup asal pandemi web Drastic mengatakan sekarang mereka memiliki dua opsi rute yang masuk akal untuk Covid-19 masuk dari Laos ke Wuhan.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Wajibkan Vaksin Covid-19 Jika Hendak Berwisata di Jabar, Ridwan Kamil: Teu Vaksin Teu Ulin

“Nomor satu, sampler kelelawar Wuhan terinfeksi dalam perjalanan pengambilan sampel lapangan,” katanya.

"Nomor dua, kecelakaan penelitian di Wuhan ketika memanipulasi virus corona kelelawar mirip Laos," tambahnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler