Ilmuwan Prediksi Badai Matahari Raksasa dapat Kirim Bumi Kembali ke Abad Kegelapan

11 Desember 2021, 12:00 WIB
Para ilmuwan memprediksi Bumi dapat kembali ke abad kegelapan bila dihantam badai Matahari raksasa. //NASA

PR BEKASI – Para ilmuwan memperingatkan ledakan besar badai Matahari dapat mengirim Bumi kembali ke abad kegelapan.

Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul aktivitas Matahari yang dalam beberapa waktu terakhir ini sedang meningkat.

Diketahui, situs Space Weather telah memperingatkan filamen magnet besar yang dihasilkan badai Matahari telah meledak di bagian selatan Matahari pada Minggu, 5 Desember 2021.

Fenomena ini sering dikaitkan dengan pelepasan coronal mass ejections (CME), salah satu sumber utama kerusuhan badai matahari di Bumi.

Baca Juga: MAMA 2021 akan Tayang Hari Ini, Rose BLACKPINK Keluar dari Worldwide Fans Choice Top 10

Menurut Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa AS (SWPC), CME adalah awan besar plasma dan medan magnet dari Matahari yang dapat mengeluarkan miliaran ton material dari atmosfer matahari (corona).

Salah satu awan seperti itu diperkirakan akan menuju ke arah kita minggu lalu, tetapi sekarang diperkirakan hampir tidak mengenai bumi.

Pada Jumat ini, Space Weather mengklaim 'puing-puing yang berputar-putar' kemungkinan besar akan melewati Bumi tanpa memicu badai matahari.

Namun, aurora masih diperkirakan akan muncul di lingkaran kutub selatan khatulistiwa pada Jumat, 10 Desember 2021 dan Sabtu, 11 Desember 2021.

Baca Juga: Ferdinand Dikecam Netizen Usai Santriwati Lain di Tasikmalaya Juga Dicabuli Guru Pesantren: Kayak Pengecut

"Badai matahari hampir tidak mengenai Bumi pada tanggal 5 Desember, filamen magnet di belahan selatan Matahari meledak,” kata Space Weather, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express.

"Puing-puing yang berputar mungkin akan berlayar tepat di selatan planet kita pada 10-11 Desember. Tidak ada badai Matahari yang diperkirakan, tapi nyaris bisa memicu aurora di sekitar kutub," ujarnya menambahkan.

Badai matahari cukup sering terjadi dan dapat mengganggu operasi satelit dan menyebabkan fluktuasi jaringan listrik, tergantung pada tingkat keparahannya, tetapi sebagian besar tidak diperhatikan.

Namun, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa Matahari memiliki potensi untuk membuat sebuah planet luluh lantak dengan letusan yang disebut superflare.

Baca Juga: Tak Mau Kecolongan Lagi, Kemenag Akan Investigasi Seluruh Ponpes Usai Kasus Perkosaan Santriwati di Bandung

Badai matahari adalah letusan intens radiasi di atmosfer Matahari yang biasanya diikuti oleh CME.

Superflare bisa menjadi 10.000 kali lebih kuat, dan kemungkinan menimbulkan masalah bagi planet malang yang terjebak di jalurnya.

Menurut sebuah studi baru yang dipimpin oleh para astronom di Universitas Colorado Boulder, salah satu superflare tersebut terdeteksi di bintang EK Draconis, sekitar 111 tahun cahaya.

Badai Matahari raksasa diperkirakan sepuluh kali lebih besar dari badai Matahari paling kuat yang pernah tercatat dan telah memicu kekhawatiran Matahari kita suatu hari nanti bisa melepaskan ledakan energi serupa dan menghancurkan Bumi.

Baca Juga: Jepang Buat Masker Bersinar dari Ekstrak Burung Unta, Mudahkan Deteksi Paparan Virus Corona

Dengan menggunakan teleskop berbasis darat dan ruang angkasa, para ilmuwan memperkirakan bintang tersebut melepaskan awan plasma panas dengan berat kuadriliun kilogram dan kecepatan sekitar satu juta mil per jam.

Ahli astrofisika Yuta Notsu, salah satu penulis studi tersebut, memperingatkan bahwa CME semacam itu dapat berdampak serius pada Bumi dan manusia.

Hal ini karena badai Matahari tersebut dapat menggoreng satelit di orbit dan mematikan jaringan listrik di seluruh kota jika mereka menabrak secara langsung.

"Badai Matahari besar semacam ini, secara teoritis, bisa juga terjadi di Matahari kita,” katanya.

"Pengamatan ini dapat membantu kita untuk lebih memahami bagaimana peristiwa serupa mungkin mempengaruhi Bumi dan bahkan Mars selama miliaran tahun," tambahnya.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler