WHO Desak Seluruh Negara Dunia Tingkatkan Tanggap Darurat Virus Corona

15 Maret 2020, 08:15 WIB
BENDERA organisasi kesehatan dunia (WHO).* /Wellcome UK/

PIKIRAN RAKYAT - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak negara di seluruh dunia termasuk Indonesia untuk meningkatkan mekanisme respon, khususnya menyatakan darurat nasional untuk menahan penyerbaran virus corona.

Dikonfirmasi kasus virus corona di Indonesia kini telah mencapai 96 kasus dan 5 kematian.

Kematian terakhir adalah di antara 27 kasus baru yang dikonfirmasi lalu diumumkan pada Sabtu, 14 Maret 2020.

Baca Juga: BMKG: Waspada Jabar Berpotensi Hujan Disertai Kilat/Petir Diiringi Angin Kencang pada Minggu, 15 Maret 2020

Dalam siaran televisi pada hari yang sama, Sekretaris Negara Pratikno mengumumkan bahwa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah terinfeksi virus corona.

Dia kini telah diisolasi dan sedang dalam menjalani perawatan di rumah sakit di Jakarta, dan kondisinya kini membaik.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Straits Times Minggu, 15 Maret 2020 dalam surat 10 Maret dari direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom-Ghebreyesus kepada Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: TK hingga SMA di Kota Bekasi Resmi Diliburkan 2 Pekan, SMA Tunggu Keputusan Disdik Jabar

WHO mengatakan setiap negara perlu mengambil langkah-langkah kuat yang dirancang untuk memperlambat transmisi dan menahan penyebarannya.

"Sayangnya, kami telah melihat kasus yang tidak terdeteksi atau terdeteksi pada tahap awal wabah yang mengakibatkan peningkatan signifikan dalam kasus dan kematian di beberapa negara," kata WHO, tanpa menyebut nama negara mana pun.

Negara-negara dengan populasi besar dan kapasitas sistem kesehatan yang bervariasi seperti di Indonesia perlu fokus pada deteksi kasus dan kemampuan pengujian laboratorium karena konfirmasi awal merupakan "faktor kritis" dalam menahan virus corona.

Baca Juga: Ilhan Omar Serukan Pencabutan Sanksi Terhadap Iran di Tengah Wabah Virus Corona

Juru bicara kepresidenan, Fadjroel Rachman mengatakan pada Sabtu, 14 Maret 2020 lalu bahwa Jokowi berbicara lewat telepon dengan Dr Tedros, pada 13 Maret dan segera melakukan tindakan lanjutan.

Termasuk membentuk satuan tugas nasional untuk mempercepat upaya untuk mengekang penyebaran virus corona.

Protokol untuk menangani krisis untuk pemerintah nasional di Jakarta dan pemerintah daerah di 34 provinsi juga telah ditetapkan.

Baca Juga: Aplikasi Kencan Online Kebanjiran Pengguna Ditengah Mewabahnya Pandemi Virus Corona

"Kami sekarang memperlakukan ini sebagai bencana nasional yang tidak wajar," ujar Achmad Yurianto juru bicara satuan tugas COVID-19 kepada wartawan.

Doni Monardo Kepala Badan Penanggulangan Bencana Indonesia dan satuan tugas COVID-19, mengatakan semua sumber daya kini dikumpulkan.

Dari petugas Intelijen hingga asosiasi dokter, akademisi hingga kelompok masyarakat sipil untuk membantu memerangi penyebaran dan bahwa fasilitas untu menguji COVID-19 akan diperluas.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bekasi Hari Ini Minggu, 15 Maret 2020: Cerah Berawan hingga Hujan Intensitas Sedang

Menteri Kesehatan akan mengeluarkan peraturan yang akan memangkas birokrasi bagi para pemimpin daerah di seluruh provinsi di Indonesia untuk menarik dana yang akan digunakan untuk melawan pandemi itu.

"Kami akan memobilisasi semua komponen masyarakat untuk membantu pelacakan kontak. Pelacakan kontak adalah kunci untuk mencari tahu penyebaran virus corona," terangnya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pada hari yang sama, bahwa ibukota akan menutup semua sekolah setidaknya dua pekan mulai Senin, 16 Maret 2020 besok dan menunda ujian nasional yang dijadwalkan pekan depan.

Baca Juga: Ilmuwan Teliti Pohon Kina yang Dipercaya Ampuh Sembuhkan Pandemi Virus Corona

"Kita harus menerapkan langkah-langkah menghindari kerumunan sosial. Pertahankan mobilitas sesedikit mungkin. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran di antara individu yang tidak menunjukkan gejala," tutur Anies Baswedan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Straits time

Tags

Terkini

Terpopuler