Miliki Kasus Tertinggi Kedua Setelah AS, Brasil Jadi Negara Pertama yang Mencoba Vaksin Virus Corona

4 Juni 2020, 11:30 WIB
ILUSTRASI vaksin corona COVID-19 /AFP / File / ANDREW CABALLERO-REYNOLDS/

PR BEKASI – Uji coba vaksin Virus Corona yang dikembangkan oleh Universitas Oxford, Inggris diuji mulai pertengahan Juni di Brasil.

Menurut para peneliti, Brasil adalah negara pertama yang mengambil bagian dalam penelitian ini.

Menurut Universitas Federal Sao Pulo, yang mengoordinasikan penelitian ini mengatakan 2.000 warga Brasil akan berpartisipasi dalam uji coba vaksin COVID-19 yang akan direkrut mulai Minggu.

Baca Juga: DPRD Pertanyakan Penggunaan Anggaran Penanganan COVID-19 Di Surabaya

“Relawan harus menjadi profesional kesehatan berusia antara 18 dan 55 tahun dan berisiko tinggi terhadap infeksi, misalnya, staf kebersihan dan pendukung dalam unit yang merawat pasien COVID-19," kata presiden universitas Brasil, Soraya Smaili seperti dikutip dari Medicalxpress oleh Pikiranrakyat-bekasi.com pada Kamis, 4 Juni 2020.

Brasil menjadi negara pertama yang menerima vaksin yang dikembangkan Inggris. Hal ini dilakukan mengingat Brasil memiliki peningkatan kasus infeksi dan kematian yang tinggi.

“Menguji vaksin di Brasil sangat penting karena kami berada dalam fase percepatan kurva epidemiologis,” katanya.

Baca Juga: IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Dibuka Bervariasi

Negara yang memiliki jumlah penduduk 210 juta orang ini kini menjadi negara dengan jumlah kasus Virus Corona tertinggi kedua setelah Amerika Serikat, dan tingkat infeksi yang terus meningkat.

Lebih dari 555.000, dan telah mencatat lebih dari 31.000 kematian, korban tertinggi keempat di dunia, setelah AS, Inggris dan Italia.

Para ahli mengatakan pengujian yang dilakukan berarti angka sebenarnya di Brasil mungkin jauh lebih tinggi.

Baca Juga: Tersiar Dokter Sogok Pihak Keluarga Agar Korban Meninggal Dijadikan Pasien COVID-19, Simak Faktanya

Pengujian akan dimulai di Brasil minggu kedua pada Bulan Juni dan diperluas ke negara lain setelah itu, kata pihak universitas.

"Hasilnya akan menjadi dasar untuk persetujuan vaksin di Inggris, diharapkan akhir tahun ini," ucapnya.

Oxford bermitra dengan grup farmasi Inggris, AstraZeneca untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin, salah satu dari beberapa peneliti di seluruh dunia berlomba untuk menguji.

Baca Juga: Terus Memanas, Aksi Protes Kematian George Floyd Dikhawatirkan Jadi Transmisi Baru Pandemi COVID-19

Disebutkan bahwa negara-negara lain juga akan berpartisipasi dalam studi tersebut dan pendaftaran resmi untuk vaksin diharapkan akan dilakukan di akhir tahun 2020.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Medical Express

Tags

Terkini

Terpopuler