Es Antartika Runtuh Lagi, Gelombang Panas Gerus Miliaran Ton Es

27 Maret 2022, 07:37 WIB
Ilustrasi es Antartika. /Pixabay/girlart39 /

PR BEKASI - Periode ekstrem telah menimbulkan perubahan pada kondisi lapisan es di Antartika.

Lapisan es Conger seluas 1.200 kilometer persegi di Antartika dikabarkan runtuh sepenuhnya sekitar 15 Maret 2022.

Menurut Peter Neff, ahli glasiologi di University of Minnesota, gelombang panas bulan Maret 2022 telah mencapai suhu 40 derajat Celcius di atas normal di beberapa bagian Antartika Timur.

Baca Juga: Link Baca Manga Jujutsu Kaisen Chapter 179 Sub Indo: Pertarungan Antara Yuta, Takako, dan Ryu Berlanjut

Hal ini menjadi tanda tanya besar bagi Catherine Colello Walker,  seorang Ilmuwan Bumi dan Planet NASA, tentang tingkat bahaya pada lapisan es di Antartika.

“Mungkinkah itu mencapai titik kritisnya setelah #Antarctic #AtmosphericRiver dan gelombang panas juga?” kata Neff bertanya.

Susunan lapisan es yang mengambang permanen melekat pada tanah dan membutuhkan waktu ribuan tahun untuk membentuk es.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 27 Maret 2022: Taurus, Cancer, Leo, Sagitarius, Capricorn, dan Aquarius Ada Hal Baru

Fenomena tersebut dapat digunakan sebagai tanggul untuk menahan salju dan es agar tidak mengalir ke laut.

“Iklim (Antartika) sangat bervariasi tetapi ini di luar skala. Ini setidaknya dua kali lebih ekstrem dari peristiwa pemanasan seperti yang kita duga," ucap Neff.

Suhu di wilayah tersebut biasanya berada di sekitar -51 derajat Celcius pada tahun ini, tetapi pada awal bulan ini telah kembali normal sekitar -12 Celcius.

Sebelumnya, Benua Antartika dikelilingi oleh lautan luas dan disangga oleh angin yang cenderung melindunginya dari intrusi udara hangat yang besar.

Baca Juga: 27 Maret 2022 Diperingati Sebagai Hari Teater Sedunia, Unduh Link Twibbon Gratis di Sini

Hal ini membuat benua membeku dan merespons lebih lambat terhadap perubahan iklim daripada Kutub Utara.

Pada abad terakhir, Antartika Timur nyaris tidak menghangat sama sekali, tetapi benua itu kehilangan rata-rata 149 miliar ton es per tahun.

Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Indian Express, pada Sabtu, 26 Maret 2022, NASA mengungkapkan fenomena tersebut terhitung sejak 2002 hingga 2020, seperti hilangnya lapisan es Conger.

“Lapisan es kecil yang malang ini hanya bertahan untuk kehidupan yang baik di iklim pantai yang sangat hangat ini dan telah menipis dan rusak selama beberapa dekade terakhir,” kata Neff.

Rak es Conger pecah jauh sebelum gelombang panas, dan kehancurannya menunjukkan sistem Antartika sensitif terhadap perubahan atmosfer.

Akan tetapi, menurut Ted Scambos, seorang ilmuwan peneliti senior di University of Colorado Boulder, peristiwa itu sendiri tidak perlu dikhawatirkan.

Kondisi Gletser kecil di belakang tempat Conger dulu berdirii, sekarang mungkin mencair lebih cepat dan menurunkan lebih banyak es ke laut.

“Jika itu di halaman belakang Anda, itu akan sangat besar … tetapi menurut standar Antartika dan standar permukaan laut, ini adalah area yang kecil,” kata Scambos.***

Editor: Gita Pratiwi

Sumber: India Today

Tags

Terkini

Terpopuler