Bos Chelsea Jadi Korban Keracunan saat Jadi Negosiator Damai Rusia-Ukraina hingga Kulit Melepuh

29 Maret 2022, 09:16 WIB
Kulit pemilik Chelsea, Roman Abramovich dilaporkan melepuh setelah menjadi korban keracunan saat dirinya menjadi negosiator damai antara Rusia dan Ukraina. /REUTERS/Eddie Keogh

PR BEKASI – Pemilik Chelsea, Roman Abramovich dikabarkan telah diracuni oleh pihak yang tidak bertanggung jawab selama pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina awal bulan ini.

Diketahui, pria asal Rusia berusia 55 tahun tersebut mengalami gejala keracunan seperti kulit yang mengelupas serta mengalami sakit yang luar biasa.

Roman Abramovich sendiri baru-baru ini berperan dalam negosiasi awal antara kedua negara yang telah berperang sejak Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan pasukannya melancarkan serangan ke Ukraina pada akhir Februari lalu.

Seorang juru bicara Roman Abramovich menegaskan bahwa dia sedang bekerja untuk mencapai solusi damai dan perannya dalam pembicaraan kemudian dikonfirmasi oleh Istana Kremlin.

Baca Juga: 4 Anime yang Akan Tayang April 2022 di Netflix, Ada Ultraman 2

Berdasarkan laporan dari Wall Street Journal, diketahui bahwa Roman Abramovich dan dua negosiator dari pihak Ukraina mengalami keracunan pada awal Maret 2022 lalu setelah pertemuan di Kiev.

Mereka yang mengalami keracunan diketahui menderita rasa sakit yang terus-menerus, mata berubah warna menjadi merah, serta kulit wajah dan tangan yang mengelupas.

Meskipun menjadi korban keracunan, namun nyawa pemilik Chelsea dan dua negosiator Ukraina diketahui tidak dalam bahaya.

Diduga, pelaku yang meracuni Roman Abramovich dan negosiator Ukraina tersebut merupakan kelompok garis keras Rusia yang ingin menggagalkan pembicaraan damai antara kedua negara untuk mengakhiri perang.

Baca Juga: Terungkap di One Piece 1045, Buah Iblis Nika Luffy Penyebab Perang Terbesar, Mariejoa Jadi Medan Tempur Baru

Lebih lanjut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak mengalami keracunan meskipun telah bertemu dengan Roman Abramovich.

Masih belum jelas dengan menggunakan apa pelaku membuat Roman Abramovich keracunan.

Diduga, dirinya diracuni oleh bahan kimia atau biologis dalam bentuk serangan radiasi elektromagnetik.

Penyelidikan atas insiden itu diluncurkan oleh Christo Grozev dan tim forensik Jerman dibawa untuk melakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Cara Melihat Hasil Pengumuman SNMPTN 2022 Melalui 31 Link Mirror Berikut

Namun, terlalu banyak waktu berlalu antara waktu keracunan awal dan tes ini, sehingga racun yang dicurigai tidak dapat dideteksi.

Grozev menyimpulkan bahwa serangan itu adalah peringatan daripada upaya untuk membunuh para negosiator damai.

Roman Abramovich yang telah menjadi pemilik Chelsea sejak 2003 lalu dilaporkan telah melakukan perjalanan bolak-balik dari Moskow Rusia, Lviv Ukraina, dan tempat-tempat negosiasi lainnya.

Hal tersebut merupakan bagian dari perannya dalam pembicaraan damai, yang dikonfirmasi juru bicaranya pada 28 Februari 2022 lalu.

Baca Juga: Info Loker BUMN: PT Indra Karya Membuka Lowongan Kerja untuk Posisi Berikut

"Saya dapat mengkonfirmasi bahwa Roman Abramovich dihubungi oleh pihak Ukraina untuk dukungan dalam mencapai resolusi damai, dan bahwa dia telah berusaha untuk membantu sejak itu," katanya.

"Mempertimbangkan apa yang dipertaruhkan, kami akan meminta pengertian Anda mengapa kami tidak mengomentari situasi seperti itu maupun keterlibatannya," tambahnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Miror, Selasa, 29 Maret 2022.

Meskipun mengambil bagian dalam pembicaraan damai, Roman Abramovich telah diberi sanksi oleh Pemerintah Inggris pada bulan Maret yang mengakibatkan pembekuan asetnya di Inggris.

Chelsea telah diizinkan untuk melanjutkan operasi yang berhubungan dengan sepak bola dan penjualan klub sedang berjalan dengan daftar pembeli potensial yang baru-baru ini dikurangi.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler