WHO Terus Berupaya Lakukan Penelitian dan Investigasi soal Kasus Hepatitis Misterius

16 Juni 2022, 12:36 WIB
Ilustrasi Hepatitis Misterius pada anak. /Pixabay/Vic_B

 

PR BEKASI – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berinisiatif memimpin upaya penelitian global tentang hepatitis misterius usai pengumuman Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 23 April 2022.

Penelitian ini juga sejalan dengan peringatan global baru yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Inggris tentang kasus hepatitis pada anak-anak.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ABC News tentang studi baru bahwa infeksi Covid-19 yang kemungkinan jadi penyebab gelombang kasus hepatitis akut di kalangan anak-anak, meskipun para ahli mengingatkan penyebab sesungguhnya masih misterius.

“Sementara akar penyebab wabah hepatitis pediatri masih belum diketahui, para ahli mengajukan teori utama penyebabnya, seperti infeksi Covid-19, infeksi virus flu biasa, atau interaksi antara dua infeksi tersebut,” kata Dr. Alok Patel, seorang dokter rumah sakit anak di Stanford Health dan kontributor medis ABC News.

Baca Juga: Ridwan Kamil Tuai Pujian dari Warganet saat Unggah Hal Lucu di Momen Takziah Mendiang Eril

CDC menyampaikan analisisnya bahwa jumlah kasus hepatitis akut di Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir relatif konsisten dengan tingkat pra-pandemi, tetapi mereka mendesak otoritas kesehatan masyarakat setempat untuk terus memantau situasi yang ada.

“Lebih dari 700 anak di seluruh dunia telah ditemukan memiliki kemungkinan kasus hepatitis akut dengan penyebab yang tidak diketahui,” ucap seorang pejabat dari WHO dalam konferensi persnya.

Selama penelitian global, WHO menemukan bahwa sekitar dua pertiga anak-anak dinyatakan positif terkena virus flu biasa yang disebut Adenovirus 41.

Hanya sekitar 12 persen anak-anak yang mengidap Covid-19 pada saat mereka terkena hepatitis akut.

Baca Juga: Akui Derita Kanker, Marshanda Beberkan Kronologi Diagnosisnya: Ada 2 Tumor

Karena sebagian besar anak-anak ini terlalu muda untuk divaksinasi, vaksin Covid-19 dianggap bukan sebagai kemungkinan penyebabnya.

Dalam studi ini, para peneliti menggambarkan lima kasus anak-anak berusia mulai dari 3 bulan hingga 13 tahun yang pulih dari Covid-19 dan kemudian mengalami peradangan hati yang akut, beberapa memerlukan transplantasi hati.

“Ada kemungkinan anak-anak mungkin mengalami reaksi autoimun dari infeksi virus yang menyebabkan hepatitis, di mana sistem kekebalan anak menyerang sel hati mereka sendiri dalam upaya untuk memerangi virus,” kata Dr. Madhu Vennikandam, seorang rekan gastroenterologi di Sistem Kesehatan Sparrow.

Baca Juga: One Piece 1053, Terungkap Alasan Gorosei Memberikan Harga Luffy Bounty yang Sama dengan Kid dan Law

Intinya dari semua ini adalah bahwa vaksin untuk anak di bawah 5 tahun tinggal menunggu persetujuan di Amerika Serikat.

”Jika Covid-19 memang memiliki peran sentral dalam semua ini, kita seharusnya mulai melihat penurunan kasusnya,” kata Chin-Hong, spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco.

Sejalan dengan penelitian global WHO, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi menyatakan bahwa suspek hepatitis akut di Indonesia sedang dalam proses investigasi.

“Di Indonesia ada 15 kasus (suspek). Di dunia paling besar di Inggris 115 kasus, Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat,” kata Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Antara News.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ABC News ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler