Ikut Aksi Protes Black Lives Matter, Wanita Muslim Ditangkap dan Dipaksa Lepaskan Hijab oleh Polisi

21 Juni 2020, 13:50 WIB
Demonstran Muslimah Alaa Massri (kiri) ditangkap pihak kepolisian Miami dan dipaksa melepaskan hijab saat foto penahanan /Miami Herald

PR BEKASI - Sejak kematian pria Afrika-Amerika Serikat (AS) bernama George Floyd oleh perwira polisi Minneapolis pada 25 Mei 2020, sejumlah massa di hampir seluruh negara bagian di AS turun ke jalanan untuk menuntut keadilan pada orang kulit hitam.

Tak hanya di AS, aksi protes itu pun dilakukan di sejumlah negara lainnya, seperti Inggris, Jerman, Prancis, Swedia, Selandia Baru, dan juga Spanyol.

Aksi solidaritas yang dilakukan di AS bahkan berujung rusuh.

Baca Juga: Gerhana Matahari Terjadi Hari ini, Berikut Tata Cara Salat Kusuf yang Dianjurkan Kemenag

Terbaru, dilaporkan pihak kepolisian menangkap tujuh orang yang mengikuti aksi protes 'Black Lives Matter' di Miami, AS pada Rabu, 10 Juni 2020.

Dikutip NBC News oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, satu di antara tujuh yang ditangkap terdapat seorang wanita Muslimah yang diketahui bernama Alaa Massri.

Perempuan berusia 18 tahun itu dipaksa oleh pihak kepolisian Miami untuk melepaskan hijabnya saat foto penahanan.

Baca Juga: Hubungan Semakin Memanas, Secara Sepihak Tiongkok Klaim Lembah Galwan sebagai Miliknya dari India

Menurut Departemen Kepolisian Miami, penangkapan dilakukan setelah demonstran menyemprotkan cat ke patung Christopher Colombus dan Juan Ponce de Leon di Bayfront Park, Miami, AS.

Selain itu, dikatakan Departemen Kepolisian Miami bahwa para demonstran menyerang petugas serta merusak kendaraan milik polisi.

"Kota Miami, kami mendukung protes damai tetapi tidak akan ada toleransi bagi mereka yang bersembunyi di balik pemrotes damai untuk menghasut kerusuhan, merusak fasilitas publik, dan melukai anggota masyarakat atau petugas kami," kata seorang pejabat Departemen Kepolisian Miami.

Baca Juga: Bertepatan dengan Fenomena Alam Langka Gerhana Matahari Cincin, Jokowi Tengah Rayakan Ulang Tahunnya

Alaa Massri ditangkap karena diduga menentang aparat dengan kekerasan dan berperilaku tidak tertib saat aksi.

Usai penangkapan dan pemaksaan untuk melepaskan hijab, munculah kecaman dari sebagian publik.

Bahkan muncul juga petisi daring di laman Change.org yang menuntut pembebasan Alaa Massri dan demonstran lainnya.

Baca Juga: Disebut Terjadi oleh Kebakaran hingga Komet, Berikut 10 Prediksi Hari Akhir Dunia yang Telah Meleset

Sebanyak 45 ribu orang telah menandatangani petisi tersebut.

Dalam petisi daring itu juga disebutkan bahwa Alaa Massri saat itu sedang mengobati demonstran yang terluka.

Saat proses penangkapan Alaa Massri dipaksa untuk dibuka hijabnya saat sesi foto penahanan di Turner Guilford Knight Correctional Center, Miami.

Baca Juga: Diklaim Terjadi Hari Ini, Para Astronom Dunia Menyangkal Akhir Dunia Terjadi pada Minggu, 21 Juni

Bahkan hijab milik Alaa Massri pun belum dikembalikan selama tujuh jam dirinya ditahan.

Sementara itu Juru Bicara Departemen Penjara dan Rehabilitasi Miami-Dade, Juan Diasgranados mengatakan bahwa ada kebijakan untuk mengakomodasi orang-orang yang mengenakan penutup kepala karena alasan agama.

"Para tahanan, yang mengklaim beragama tertentu diizinkan untuk menjaga penutup kepala mereka setelah digeledah dan foto penahanan telah dilakukan," kata dia.

Baca Juga: Ketiduran dan Terkunci dalam Gerbong KRL, Abdul: Bukan Cuma Saya yang Begini

Seorang pengacara untuk Dewan Hubungan AS-Islam, Omar saleh mengatakan bahwa hal yang dilakukan pihak kepolisian AS memaksa melepaskan penutup kepala keagaman sebagai suatu pelanggaran berat dalam kebebasan beragama.

"Miami tidak memiliki prosedur foto penahanan khusus yang berkaitan dengan wanita Muslim yang mengenakan hijab," katanya.

Omar Saleh mengatakan melepaskan penutup kepala agama selama prosedur foto penahanan melanggar Religious Land Use and Institutionalized Persons Act, hukum federal yang melindungi hak-hak keagamaan para narapidana, kecuali jika pejabat dapat menunjukkan bahwa melepaskan itu diperlukan untuk penyelidikan.

Baca Juga: Dinilai Tak Memberikan Manfaat, AS Hentikan Uji Coba Hidroksiklorokuin untuk Pasien Virus Corona

“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa keyakinan dan praktik berbasis agama individu dihormati dan akan meninjau kejadian ini untuk memastikan kepatuhan dengan kebijakan kami dan komitmen ini,” tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: NBCNews

Tags

Terkini

Terpopuler