Jadi Pasien Pertama di AS, Wanita Ini Jalani Operasi Transplantasi Paru-paru Akibat Covid-19

3 Agustus 2020, 15:38 WIB
Mayra Ramirez (28) menjadi pasien virus corona pertama di AS yang menjalani operasi transplantasi paru-paru /Live Science

PR BEKASI - Seorang wanita di Amerika Serikat (AS) menjadi pasien pertama di negara tersebut yang menerima transplantasi paru-paru ganda akibat pandemi virus corona.

Wanita yang berasal dari Chicago itu menjalani transplantasi paru-paru ganda pada 5 Juni 2020 di Northwestern Memorial Hospital, lantaran mengalami kerusakan paru-paru permanen yang diidapnya akibat infeksi.

Untuk memenuhi syarat lakukan hal itu, wanita yang diketahui bernama Mayra Ramirez ini terlebih dahulu harus dinyatakan bersih dari virus.

Baca Juga: Mahkamah Agung Resmi Tetapkan Peraturan Perkara Tipikor yang Baru, Begini Repons KPK

Pasalnya, pasien transplantasi paru-paru ganda diharuskan mengkonsumsi obat demi mencegah tubuh menolak organ baru.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Live Science Senin, 3 Agustus 2020 Mayra Ramirez yang berusia 28 tahun ini merupakan salah satu dari sedikit pasien yang paru-parunya telah dihancurkan oleh virus corona.

"Saya cukup yakin bahwa jika saya berada di rumah sakit lain, mereka hanya akan mengakhiri perawatan dan membiarkan saya mati," kata Mayra Ramirez.

Baca Juga: Laut China Selatan Memanas karena Ketegangan Tiongkok dan AS, Wakil Ketua MPR Angkat Bicara

Transplantasi paru-paru merupakan harapan satu-satunya pasien untuk bertahan hidup.

Namun, cara itu dianggap sebagai tindakan putus asa yang disiapkan untuk pasien yang mengalami kerusakan paru-paru yang fatal dan tidak dapat dipulihkan.

Petugas medis enggan untuk mengangkat paru-paru pasien apabila tidak ada kemungkinan mereka untuk sembuh.

Baca Juga: Merasa Pernyataannya Soal Warga Sipil Boleh Punya Senpi Dipelintir, Bamsoet: Jangan Percaya

Secara keseluruhan, sebanyak 2.700 tindakan transplantasi paru-paru yang dilakukan di AS pada tahun 2019.

"Ini adalah perubahan paradigma. Transplantasi paru-paru belum dianggap sebagai pilihan untuk penyakit menular, jadi orang perlu mendapatkan sedikit lebih banyak tingkat kenyamanan dengan itu," imbuh Dr Ankit Bharat yang merupakan ahli bedah.

Mayra Ramirez akhirnya terbangun setelah selama 10 jam menjalani operasi.

Baca Juga: Pinangki Sirna Malasari Mengaku Perjalanan ke Luar Negeri dengan Biaya Pribadi, Ini Kata Refly Harun

Sesaat setelah dirinya tersadar, ia merasa terkejut dengan kondisi tubuhnya.

"Saya tidak bisa mengenali tubuhku sendiri," ucap Mayra Ramirez.

Sebelum operasi dilakukan, ia menghabiskan waktu enam minggu di Unit Perawatan Intensif (ICU) dengan bantuan ventilator dan mesin oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO).

Baca Juga: MA Terbitkan Aturan Baru, Koruptor Rugikan Negara di Atas Rp100 Miliar Dipidana Seumur Hidup

"Saya tidak ingat apa pun selama enam minggu saya di ICU. Ketika saya akhirnya bangun, saat itu pertengahan Juni dan saya tidak tahu mengapa saya berada di ranjang rumah sakit," ungkapnya.

Akhirnya Mayra Ramirez diizinkan untuk keluar dari Northwestern Memorial Hospital dan menjadikan ia sebagai pasien pertama yang menerima transplantasi paru-paru yang diizinkan pulang.

Namun sejak operasi tersebut, Mayra Ramirez diharuskan untuk selalu mengkonsumsi obat anti-penolakan selama sisa hidupnya.

Baca Juga: Proses Akuisisi TikTok Oleh Microsoft Tertahan Sikap Terbaru Gedung Putih

"Karena dia masih muda, maka dia akan terus menjadi lebih kuat dan lebih kuat lagi," tutur Dr Ankit Bharat.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Live Science

Tags

Terkini

Terpopuler