Korban Tewas di Lebanon Jadi 100, Presiden: Kelalaian Penyimpanan Ribuan Ton Amonium Nitrat

5 Agustus 2020, 17:41 WIB
100 orang dilaporkan tewas sementara ribuan lainnya mengalami luka-luka saat ledakan terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon. //AFP

PR BEKASI - Video amatir detik-detik ledakan di Beirut Lebanon viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat api berkobar di salah satu gedung disertai dengan asapnya membumbung tinggi.

Dalam hitungan detik, terjadi ledakan keras dan menyapu seluruh bangunan di sekitarnya.

Gedung-gedung bertingkat yang terkena ledakan dahsyat pun langsung runtuh dan rata dengan tanah.

Peristiwa mengerikan itu direkam oleh seseorang dari kejauhan. Perekam video sempat panik saat terjadi ledakan dahsyat. Ia sempat berlari karena khawatir dampak ledakan sampai di tempatnya.

Baca Juga: Minta Belajar Tatap Muka SD Kembali Dibuka, Dedi Mulyadi: Tidak Cocok untuk Pedesaan 

Ledakan di Kota Beirut, Lebanon menyebabkan 100 orang meninggal dunia dan lebih dari 4.000 orang terluka.

Ledakan yang terjadi pada Selasa, 4 Agustus 2020 waktu setempat itu tersebut menyita perhatian dunia.

Kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh mengatakan, jumlah korban pasti akan bertambah. Pasalnya, banyak yang masih terperangkap di rumah-rumah yang rusak akibat ledakan tersebut.

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian, Presiden Lebanon, Michel Aoun, mengatakan ledakan besar yang terjadi di Ibu Kota Beirut itu berasal dari sebuah gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.

Baca Juga: Kasus Korupsi Kian Marak di Lembaga Negara, Refly Harun: Harus Jokowi yang Pimpin Langsung 

Michael Aoun mengatakan ribuan ton amonium nitrat itu dilaporkan tersimpan secara tidak aman di sebuah gudang dekat pelabuhan Beirut selama kurang lebih enam tahun.

Ia menganggap penyimpanan amonium nitrat dalam gudang tersebut tidak dapat diterima dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Michael Aoun bersumpah akan menjatuhkan sanksi terberat terhadap pihak yang bertanggung jawab. Ia juga menetapkan status darurat nasional selama dua pekan terkait insiden di ibu kota ini.

Meski begitu, pihak berwenang sampai saat ini belum bisa memastikan penyebab gudang tersebut meledak.

Baca Juga: Amonium Nitrat, Penyebab di Balik Ledakan Dahsyat Lebanon dan Kecelakaan Industri Dunia Lainnya 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut ledakan dahsyat di area dekat Pelabuhan Beirut Lebanon terlihat seperti sebuah serangan mengerikan.

“Amerika Serikat siap membantu Lebanon. Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan masyarakat Lebanon dan akan berada di sana untuk membantu,” ujar Donald Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Rabu, 5 Agustus 2020.

“Sepertinya (ledakan di Lebanon) ini adalah serangan mengerikan,” kata Trump.

Disebutkan juga bahwa Kedutaan Besar AS di Beirut merilis pernyataan yang menyarankan agar orang memakai masker dan tetap berada di dalam rumah.

Baca Juga: Tak Menyangka, Gubernur Beirut: Ledakan Ini Ingatkan Saya pada Peristiwa di Hiroshima dan Nagasaki 

Laporan awal menyatakan bahwa ada gudang kembang api. Kepala keamanan Lebanon, Abbas Ibrahim, kemudian menduga bahwa penyebab ledakan itu karena adanya bahan kimia mudah terbakar yang disimpan di sebuah gudang.

Namun, Menteri dalam negeri, Mohammed Fahmi, mengatakan amonium nitratlah yang menjadi penyebab ledakan itu.

"Kalau penyebab ledakan itu kembang api, konyol,” kata Ibrahim.

"Tidak ada kembang api melainkan bahan yang sangat eksplosif dan saya tidak bisa meramalkan penyelidikan sepertinya ledakan itu terjadi di gudang bahan yang sangat eksplosif yang disita bertahun-tahun yang lalu,” katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler