NASA Prediksi Badai Matahari Kuat Hantam Bumi 10 Tahun Mendatang, Bakal Sebabkan Kiamat Internet

4 Juli 2023, 13:13 WIB
NASA peringatkan kiamat internet akibat badai Matahari kuat. /Reuters/NASA/SD0/AIA

PATRIOT BEKASI – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meluncurkan penyelidikan untuk menyelidiki badai Matahari setelah memperingatkan tentang potensi kiamat internet.

Diketahui, para ilmuwan telah lama memperingatkan tentang potensi dampak buruk dari badai Matahari terhadap jaringan komunikasi di Bumi yang sering disebut kiamat internet.

NASA memperkirakan kiamat internet dapat menimpa Bumi pada sepuluh tahun mendatang.

Dikhawatirkan, badai Matahari tersebut dapat menghambat infrastruktur penyedia internet di Bumi.

Baca Juga: NASA Keluarkan Peringatan, Tubrukan Asteroid Ternyata Terjadi 3 Kali Lebih Sering dari Perkiraan 

Oleh karena itu, NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa Parker Solar Probe pada lima tahun lalu untuk menguji seberapa dahsyat efek badai Matahari.

Pada 25 Juni 2023 lalu, PSP berhasil menjalankan misi dengan melakukan perjalanan melewati badai Matahari di ruang angkasa untuk pertama kalinya.

Diketahui, badai Matahari terdiri dari aliran partikel bermuatan yang berseri-seri dari atmosfer terluar Matahari yang dikenal sebagai korona.

Sementara kondisi yang sangat dekat dengan Matahari sangat ekstrim, PSP berhasil mengumpulkan informasi penting tentang cara kerja Matahari dan partikelnya.

Baca Juga: NASA Akan Luncurkan Tiga Roket dari Australia, Strategi Berikan Peluang Karier Generasi Muda 

Para ahli percaya bahwa badai Matahari seperti itu dapat mengakibatkan hilangnya akses internet di Bumi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Bahkan, sebuah penelitian tahun 2021 yang dilakukan University of California mengatakan bahwa peluang terjadinya badai Matahari 12 persen lebih besar di masa depan.

Penulis utama penelitian, Profesor Stuart Bale mengatakan bahwa penelitian ini sangat penting untuk memahami bagaimana badai Matahari bekerja.

“Penelitian ini untuk mencari tahu bagaimana efek badai matahari yang dapat menyebabkan kiamat internet di masa depan,” katanya, dikutip PatriotBekasi-pikiranrakyat.com dari Express pada Selasa, 4 Juli 2023.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh PSP, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi fenomena aliran supergranulasi di dalam lubang koronal tempat munculnya medan magnet.

Ini dipercaya sebagai titik tengah badai Matahari berkecepatan tinggi yangbiasanya ditemukan di kutub Matahari selama periode tenang.

Profesor Bale mengatakan bahwa fenomena tersebut tidak secara langsung mempengaruhi Bumi.

Namun, selama fase aktif Matahari setiap 11 tahun, tepat saat bola api medan magnet berputar, lubang muncul di permukaannya dan menghasilkan semburan badai Matahari.

Baca Juga: Tanggapi Kritik Internasional, Korea Selatan Bentuk Biro Khusus Anti Perdagangan Manusia

Muntaha badai Matahari ini kemudian diarahkan langsung ke Bumi dan menyebabkan terbentuknya aurora di kutub Bumi.

Semua hasil yang diperoleh dari penelitian ini diterbitkan dalam sebuah makalah di jurnal ilmiah Nature.

Para peneliti mengatakan mereka akan membantu memprediksi badai matahari di masa depan.

Hal tersebut tidak hanya menghasilkan aurora, tetapi juga berdampak mengganggu jaringan listrik dan internet.

Penelitian ini juga menemukan bahwa lubang koronal secara efektif berfungsi sebagai kepala pancuran.

Badai Matahari muncul dari titik terang di mana garis medan magnet masuk dan keluar dari permukaan Matahari.

Ketika medan magnet menemukan diri mereka ditempatkan di seberang corong ini mereka terkadang pecah dan terhubung, mendorong partikel bermuatan menjauh dari Matahari.

"Fotosfer ditutupi oleh sel-sel konveksi, seperti panci air mendidih, dan aliran konveksi berskala lebih besar disebut supergranulasi,” kata Profesor Bale.

"sel-sel supergranulasi ini bertemu dan turun, mereka menyeret medan magnet di jalurnya ke corong ke bawah ini dan menjadi sangat intensif di sana karena macet,” tambahnya.

Rencananya, para peneliti akan terus melakukan penelitian terhadap badai Matahari untuk mencegah terjadinya kiamat internet.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler