Charlie Hebodo Cetak Ulang Karikatur Nabi Muhammad, Ribuan Warga Pakistan Lakukan Aksi Protes

5 September 2020, 11:36 WIB
Para demonstran di Karachi, Pakistan turun ke jalan untuk menentang penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo.* /Reuters/Akhtar Soomoro/ /

 

PR BEKASI - Puluhan ribu orang di Pakistan pada Jumat, 4 September 2020 melakukan protes terhadap pencetakan ulang karikatur di majalah Prancis, Charlie Hebdo yang mengejek Nabi Muhammad.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia, para demonstran meneriakkan "Matilah Prancis" dan menyerukan boikot terhadap produk Prancis.

"Pemenggalan adalah hukuman bagi para penghujat," bunyi salah satu plakat yang dibawa para pengunjuk rasa.

Baca Juga: Komisi XI DPR Ungkap Penyebab Perekonomian Indonesia Tumbuh Negatif

Karikatur Nabi Muhammad tersebut memicu kemarahan dan keresahan di kalangan Muslim di seluruh dunia pada tahun 2005 ketika mereka pertama kali diterbitkan oleh surat kabar Denmark, Jyllands-Posten.

Awal pekan ini, Charlie Hebdo majalah satir mingguan menerbitkan kembali karikatur tersebut untuk menandai dimulainya persidangan tersangka dalam serangan ke kantor redaksi majalah tersebut di Paris pada Januari 2015.

Pelaku penyerangan Charlie Hebdovdiadili di pengadilan Prancis yang disidangkan pada hari Rabu pada hari pertama persidangan.

Baca Juga: Jadi Negara Eropa Pertama, Serbia dan Kosovo Resmi Pindahkan Kedubesnya di Israel ke Yerusalem

Penerbitan karikatur tersebut disinyalir sebagai alasan pelaku melakukan serangan itu.

Protes hari Jumat diorganisir oleh partai Islam, Tehreek-e-Laibak Pakistan (TLP) dengan demonstrasi yang diadakan di Karachi, Rawalpindi, Peshawar, Lahore dan Dera Ismail Khan.

Para pengunjuk rasa melumpuhkan lalu lintas di Karachi, yang merupakan ibukota dan pusat bisnis Pakistan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Penyebaran Covid-19 pada Klaster Industri di Bekasi Masuk Tahap Sangat Serius

“Pembuatan karikatur itu sama dengan terorisme besar; mereka mengulangi tindakan penistaan seperti itu terhadap Nabi Muhammad setiap beberapa tahun. Ini harus dihentikan,” kata Razi Hussani yang merupakan pemimpin TLP.

Unjuk rasa serupa yang diadakan di Pakistan pada 2015 berubah menjadi kekerasan, dengan sejumlah orang terluka ketika polisi bentrok dengan pengunjuk rasa yang mencoba menuju ke konsulat Prancis di Karachi.

Pemerintah Pakistan juga mengutuk pencetakan ulang karikatur tersebut lewat Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi yang mengatakan negara Asia Selatan percaya pada kebebasan berekspresi tetapi kebebasan semacam itu tidak berarti izin untuk menyinggung sentimen agama.

Baca Juga: Negara Anggota ASEAN Diminta Satu Suara untuk Hadapi AS dan Tiongkok

Sementara Charlie Hebdo akan tetap menerbitkan ulang karikatur tersebut meskipun banyak protes bertebaran.

“Kami tidak akan pernah berbaring. Kami tidak akan pernah menyerah,” tulis editor Charlie Hebdo, Riss Sourisseau menjelaskan keputusan untuk menerbitkan karikatur tersebut.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler