Network
PR BEKASI - Sejak 53 tahun lalu, tepatnya 8 Agustus 1967, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Kawasan Asia Tenggara telah menjalin hubungan yang dekat.
Melalui moto ASEAN yakni One Vision, One Identity, One Community atau berarti Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas.
Tentu kerjasama dalam berbagai hal telah dijalin bersama sebagai bentuk kerja sama dalam bidang politik, keamanan, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, hingga kesehatan dan tolong menolong dikala negara anggota mengalami kesulitan adalah hal rutin dilakukan negara anggota.
Baca Juga: BLT Tahap II Mulai Disalurkan, Ida Fauziyah Minta Kerjasama Perusahaan Beri Data yang Sesuai
Meski begitu, masalah-masalah global dan regional bukan berarti baik-baik saja dilakukan secara sendiri. Diperlukan kerjasama antara setiap negara anggota agar dapat membuat langkah kebijakan bersama demi kebaikan di kawasan.
Direktur Eksekutif for East Studies, Ha Anh Tuan, menyampaikan secara virtual dalam diskusi mengenai "Hubungan Tiongkok, ASEAN di masa depan".
Ha Anh Tuan menekankan pentingnya ASEAN agar memiliki satu suara dalam menghadapi berbagai tantangan yang bisa mengganggu stabilitas kawasan.
Baca Juga: Timnas U-19 Akan Beradu Kekuatan Lawan Bulgaria, Shin Tae-yong: Ini Tidak Akan Mudah bagi Kami
"ASEAN harus bersatu menghadapi tantangan regional maupun global. Karena itu dalam menjalin suatu hubungan dengan negara di luar kawasan harus mempunyai aturan dalam hal kerja sama ekonomi, politik, maupun lainnya," ujar Ha Anh Tuan, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 5 September 2020.
