Jadi Negara Eropa Pertama, Serbia dan Kosovo Resmi Pindahkan Kedubesnya di Israel ke Yerusalem

- 5 September 2020, 11:04 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. /AP/Abir Sultan/

PR BEKASI - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan Serbia dan Kosovo akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem dan menjadi negara Eropa pertama yang mengikuti langkah Amerika Serikat.
 
Sebagian besar kedutaan besar negara lain di Israel berada di kota Tel Aviv karena negara-negara tetap netral atas kota Yerusalem yang m disengketakan sampai statusnya dapat diselesaikan dalam kesepakatan damai Israel-Palestina.
 
Namun pada Desember 2017, Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mengumumkan pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota sengketa tersebut.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Penyebaran Covid-19 pada Kluster Industri di Bekasi Masuk Tahap Sangat Serius

Netanyahu menambahkan bahwa pemindahan kedutaan Serbia akan dilakukan pada Juli 2021, sedangkan Kosovo masih belum mengeluarkan kapan waktu pemindahannya.
 
"Saya berterima kasih kepada teman saya presiden Serbia atas keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya di sana," kata Netanyahu, Jumat, 4 September 2020.
 
"Saya juga ingin berterima kasih kepada teman saya, Presiden Donald Trump, yang telah berkontribusi dalam pencapaian ini," katanya yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Al Jazeera.
 
Sementara itu, seorang pejabat senior Palestina mengecam keputusan Serbia, dengan mengatakan hal itu menjadikan "Palestina korban" dari harapan terpilihnya kembali Donald Trump.

Baca Juga: Negara Anggota ASEAN Diminta Satu Suara untuk Hadapi AS dan Tiongkok

"Palestina telah menjadi korban ambisi Presiden Donald Trump untuk terpilih kembali menjadi presiden, tidak peduli seberapa merusak perdamaian untuk mencapai pemilihan ulangnya," kata Saeb Erekat, sekretaris jenderal Pembebasan Palestina. Organisasi (PLO), dalam sebuah twit.
 
"Ini, seperti perjanjian UEA-Israel (untuk menormalkan hubungan diplomatik), bukan tentang Perdamaian Timur Tengah," tambahnya.
 
Israel menguasai Yerusalem Timur pada tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam gerakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
 
Ia menganggap kota itu sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi, tetapi Otoritas Palestina (PA) melihat bagian timur Yerusalem yang diduduki, termasuk Kota Tua dengan situs sucinya, sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Baca Juga: BLT Tahap II Mulai Disalurkan, Ida Fauziyah Minta Kerjasama Perusahaan Beri Data yang Sesuai 

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa, mitra ekonomi utama Israel, mengatakan status akhir kota itu harus dinegosiasikan antara orang Israel dan Palestina, sebelum ditetapkam negara mana yang dinyatakan sebagai pemenang, tidak boleh keduanya menempatkan kedutaan mereka di sana.
 
Netanyahu juga mengumumkan bahwa Israel telah menjalin hubungan diplomatik dari Kosovo, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008.
 
"Kosovo akan menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang membuka kedutaan besar di Yerusalem," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
 
"Seperti yang saya katakan dalam beberapa hari terakhir lingkaran perdamaian dan pengakuan Israel berkembang dan lebih banyak negara diharapkan untuk bergabung," ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x