Warga Palestina Kecewa karena Gagal Bujuk Liga Arab Kutuk Kesepakatan Normalisasi UEA-Israel

10 September 2020, 11:43 WIB
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan al Saud.* /Twitter/@KSAMOFA/ /

 

PR BEKASI - Arab Saudi mengatakan pada pertemuan Liga Arab, Rabu, 9 September 2020 bahwa pihaknya mendukung semua upaya untuk mencapai solusi komprehensif bagi konflik Palestina-Israel.

Pertemuan Liga Arab tersebut difokuskan pada perjuangan Palestina setelah kesepakatan normalisasi Israel-Uni Emirat Arab (UEA) pada bulan lalu

Pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri, Pangeran Faisal bin Farhan al Saud juga mengatakan, Riyadh mendukung pembentukan negara Palestina dengan Yerussalem Timur sebagai ibukota.

Baca Juga: Sertifikasi Penceramah Tuai Kritik, PP Muhammadiyah: Takut yang Tidak Bersertifikat Tak Boleh Bicara

"Kami terus menegaskan posisi kami untuk kepentingan rakyat Palestina, yang menderita akibat pendudukan Israel," kata Menlu Arab Saudi, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan akun Twitter @KSAMOFA, pada Kamis, 10 September 2020.

Negara padang pasir tersebut menegaskan posisinya atas rakyat Palestina dan mendukung semua upaya yang bertujuan untuk mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk pembentukan negara Palestina.

"Kerajaan menegaskan mendukung rakyat Palestina mendirikan negara merdeka mereka di (perjanjian) perbatasan 1967, dengan Yerussalem Timur sebagai ibukota, sesuai dengan keputusan legitimasi internasional dan Arab Peace Initiative," kata Pangeran Faisal bin Farhan al Saud.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi tidak menyebutkan secara langsung kesepakatan normalisasi antara Israel dan UEA.

Meskipun dalam pertemuan tersebut Palestina berhasil mendapat tambahan dukungan dari Arab Saudi, akan tetapi mereka gagal membujuk Liga Arab untuk mengutuk kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab yang terjadi pada bulan lalu.

Warga Palestina kecewa dengan langkah UEA, khawatir itu akan melemahkan posisi pan-Arab lama yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah pendudukan dan penerimaan kenegaraan Palestina sebagai imbalan untuk hubungan normal dengan negara-negara Arab.

Baca Juga: Dibayangi Injak Rem Darurat Anies Baswedan Terkait PSBB Jakarta, IHSG Anjlok 191.87 Poin

Menlu Palestina, Riyad al-Maliki, menyebut normalisasi kedua negara tersebut sebagai sebagai berita yang mengejutkan bagai gempa bumi bagi konsensus Arab.

Namun, Al-Maliki menghindari penggunaan kata ‘pengkhianatan’ yang digunakan sejumlah tokoh Palestina sesaat setelah pengumuman normalisasi hubungan UEA-Israel terjadi.

Al-Maliki menyebut Israel sebagai kekuatan pendudukan kolonial dan rasis. Dia juga menuding Amerika Serikat memeras, menekan dan menyerang Palestina dan sejumlah negara Arab.

Baca Juga: Prekuel The Hunger Games Akan Segera Hadir dengan Judul 'The Ballad of Songbirds and Snakes'

Amerika Serikat, Israel, dan UEA telah mendesak para pemimpin Palestina untuk terlibat kembali dalam perundingan dengan Israel.

Dalam perjalanan ke UEA, menantu dan penasihat senior Presiden AS, Jared Kushner mengatakan warga Palestina tidak boleh terjebak dalam konflik masa lalu dengan negara zionis tersebut.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler