Dituding Jadi Dalang Pembunuhan Jamal Khashoggi, Donald Trump Klaim Lindungi Putra Mahkota Saudi

11 September 2020, 13:55 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman bersama Presiden AS, Donald Trump. /AP Photo/Evan Vucci

PR BEKASI – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sesumbar bahwa dia melindungi Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) setelah pembunuhan brutal jurnalis Jamal Khashoggi, kata buku Bob Woodward yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.

Trump mengklaim bahwa dia melindungi putra mahkota Saudi dari konsekuensi di AS setelah pembunuhan Khashoggi pada Oktober 2018, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Antara.

"Saya telah melindunginya," kata Trump tentang protes AS tentang pembunuhan Khashoggi, mengutip dari salinan buku Bob Woodward.

Baca Juga: Ahli Virologi Jepang Temukan Virus Besar Misterius yang Dapat Jelaskan Evolusi Sel Tubuh Manusia

"Saya bisa membuat kongres membiarkan dia sendiri. Saya bisa membuat mereka berhenti," kata Trump.

Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang merupakan kolumnis surat kabar Washington Post telah dibunuh saat berusia 59 tahun.

Dia dibunuh saat melakukan perjalanan ke konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil surat izin pernikahannya yang akan datang dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Baca Juga: Kapendam III Siliwangi Tepis Kabar Perekam Video Tank Tabrak Gerobak dan Motor sedang Diburu TNI

Trump mengatakan kepada Woodward bahwa dia tidak percaya bahwa MBS telah memerintahkan pembunuhan Khashoggi, meskipun AS dan badan intelijen asing lainnya dilaporkan menyimpulkan bahwa MBS mengarahkan pembunuhan tersebut.

Setelah kematian Khashoggi memicu kemarahan di antara legislator AS dari kedua belah pihak, Trump melewati kongres untuk menjual peluru kendali presisi dan senjata berteknologi tinggi lainnya ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) seharga 8 miliar dolar atau Rp120 miliar.

Trump memveto tiga resolusi yang disahkan oleh kongres yang menegurnya atas penjualan tersebut dan memblokir resolusi Undang-Undang Kekuatan Perang untuk mengakhiri dukungan militer AS untuk perang yang dipimpin UEA dan Saudi di Yaman.

Baca Juga: Cek Fakta: Semua Lampu Tower RSD Wisma Atlet Dikabarnya Menyala, Pertanda Dipenuhi Pasien Covid-19

Buku karya Woodward terbaru berjudul Rage, akan dirilis pada 15 September mendatang. Woodward melakukan 18 wawancara dengan presiden untuk buku tersebut.

Rekaman audio pernyataan Trump kepada Woodward yang dirilis pada hari Rabu, 9 September 2020 memicu kembali kontroversi politik di AS tentang penanganannya terhadap pandemi virus corona.

Woodward menulis bahwa Trump meneleponnya pada 22 Januari tak lama setelah menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Baca Juga: Intel Rusia Ketahuan Coba Meretas Sistem Komputer AS Jelang Pilpres 2020

Selama percakapan, Woodward mendesak presiden tentang pembunuhan mengerikan Khashoggi.

Khashoggi dibunuh dan dimutilasi oleh tim agen Saudi sementara tunangannya menunggu di luar gedung konsulat.

Seorang pekerja konsulat Saudi di Istanbul mengatakan kepada pengadilan Turki pada 3 Juli bahwa dia diminta untuk menyalakan oven kurang dari satu jam setelah Khashoggi memasuki gedung.

Baca Juga: Diklaim Lebih Murah dan Ramah Lingkungan, Maserati Fokus Produksi Mobil Listrik

Zeki Demir, teknisi lokal yang bekerja untuk konsulat, memberikan bukti pada hari pertama persidangan Turki tanpa kehadiran 20 pejabat Saudi atas pembunuhan Khashoggi.

"Ada lima sampai enam orang di sana, mereka meminta saya untuk menyalakan tandoor [oven]. Ada suasana panik," kata Demir.

Pada hari Senin, pengadilan Arab Saudi membatalkan lima hukuman mati untuk pembunuhan Khashoggi.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler