PR BEKASI - Microsoft mengatakan pada Kamis, 10 September 2020, badan intelijen militer Rusia mencoba meretas sistem komputer lebih dari 200 organisasi termasuk partai politik dan konsultan.
Sebelumnya, badan intelijen militer Rusia pernah meretas situs Partai Demokrat AS pada pemilu AS 2016 yang lalu.
Upaya tersebut tampaknya menjadi bagian dari peningkatan yang lebih luas dalam penargetan kampanye politik Amerika Serikat dan kelompok terkait, kata perusahaan itu.
Baca Juga: Diklaim Lebih Murah dan Ramah Lingkungan, Maserati Fokus Produksi Mobil Listrik
Wakil Presiden Microsoft, Tom Burt mengatakan pihaknya melihat serangan peretas Rusia tersebut tetap konsisten seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Apa yang kami lihat konsisten dengan pola serangan sebelumnya yang tidak hanya menargetkan kandidat dan staf kampanye tetapi juga orang-orang yang mereka konsultasikan tentang masalah-masalah utama," kata Tom Burt, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, Jumat, 11 September 2020.
Sebagian besar upaya infiltrasi oleh agen Rusia, Tiongkok, dan Iran dihentikan oleh perangkat lunak keamanan Microsoft dan target diberitahu, katanya.
Baca Juga: Peneliti Ingatkan Bahaya Pandemi Baru Mungkin Muncul dari Indonesia, Musang Luwak Jadi Penyebabnya
Perusahaan tidak akan berkomentar tentang siapa yang mungkin berhasil diretas atau dampaknya.