Pasokan Kurang, Ibu Hamil di Gaza Melahirkan secara Operasi Caesar Tanpa Anestesi

14 November 2023, 18:43 WIB
Ilustrasi melahirkan, ibu hamil di Gaza menjalani operasi caesar tanpa anestesi. /Pixels.com

PATRIOT BEKASI - Perang yang masih berlanjut di Gaza, Palestina, sangat berdampak pada para ibu hamil di sana. Terlebih setelah Israel menghentikan pasokan listrik, membuat rumah sakit kesulitan dan nasib nahas pun menimpa para wanita yang hendak melahirkan.

Pasalnya, dilaporkan bahwa ribuan wanita hamil di Gaza mempertaruhkan mereka demi melahirkan anak yang telah lama dinantikan. Mereka menjalani operasi caesar tanpa sterilisasi atau anestesi.

Tidak hanya ibu hamil yang melahirkan, operasi darurat lain juga dilakukan dalam kondisi sama. Bahkan obat penghilang rasa sakit pun tidak ada, Israel yang mengepung rumah sakit membuat pasokan medis sulit didapatkan.

Baca Juga: Ketua KPK Firli Bahuri Kembali Mangkir Pemeriksaan, Eks Penyidik KPK: Jika Mangkir Lagi Bisa Dijemput Paksa

Hal tersebut disampaikan oleh pihak organisasi non-pemerintah internasional (LSM) ActionAid dalam pernyataan mereka pada hari Selasa, 14 November 2023.

Mereka juga menyebut para dokter di satu-satunya rumah sakit di Gaza bagian utara yang masih beroperasi telah melaksanakan 16 operasi caesar selama akhir pekan.

Dikatakan pula bahwa per harinya lahir antara 18 sampai 20 bayi, meskipun dalam keadaan kekurangan pasokan medis penting seperti obat bius.

Pada awal bulan ini, dilaporkan oleh pihak badan kesehatan seksual dan reproduksi PBB UNFPA ada sekitar 50.000 perempuan hamil di Gaza.

Mereka menyatakan pada bulan mendatang diperkirakan akan lahir sekitar 5,500 bayi dengan total per hari ada 160 kelahiran.

“Kami menyediakan layanan bersalin di wilayah utara. Hari ini kami menerima banyak pasien, wanita hamil dari Kota Gaza, karena rumah sakit tutup,” ujar dokter senior di rumah sakit al-Awda kepada ActionAid melalui pesan suara.

“Kami melahirkan 16 operasi caesar hari ini di Rumah Sakit Al-Awda. Kami sekarang menerima sekitar 18-20 kelahiran bayi baru lahir setiap 24 jam. Saya pikir jumlah ini akan meningkat dalam beberapa hari ke depan karena orang-orang akan datang ke Rumah Sakit Al-Awda dari Kota Gaza," sambungnya.

Lebih lanjut, disampaikan Riham Jafari selaku Koordinator Advokasi dan Komunikasi ActionAid Palestina, ribuan perempuan di Gaza mempertaruhkan nyawa mereka untuk melahirkan tanpa adanya anestesi, obat penghilang rasa sakit, atau sterilisasi saat menjalani operasi caesar.

Dia menegaskan bahwa mereka berhak mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas dan melahirkan di tempat aman.

"Sebaliknya, mereka terpaksa melahirkan bayi mereka ke dunia di tengah kondisi yang sangat buruk,” tuturnya.

Di sisi lain, selama tiga hari terakhir tidak ada aliran listrik atau bahan bakar di Rumah sakit Al-Awda, yang dijalankan oleh mitra ActionAid.

Akan tetapi, dokter di sana menyatakan rumah sakit ini tetap beroperasi untuk pasien yang membutuhkan perawatan medis darurat, hanya mengandalkan baterai.

Dokter itu menyatakan jadi tantangan besar untuk mereka dalam merawat pasien, tetapi mereka tetap menjaga pelayanan.

Meskipun pasokan medis, obat-obatan dan obat darurat, serta obat anestesi kini kurang pasokannya, tetapi para dokter dan tim berupaya mengatasi semampu mereka

"Ini sangat menantang. Kami mencoba untuk bertahan hidup. Kami berusaha untuk tetap menjalankan layanan kami,” katanya.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Al Arabiya

Tags

Terkini

Terpopuler