Gedung Putih Terima Amplop Beracun, Nyawa Donald Trump Terancam

20 September 2020, 13:20 WIB
PRESIDEN AS Donald Trump berbicara dalam pertemuannya dengan para eksekutif restoran di Gedung Putih pada 18 Mei 2020. /AFP/

PR BEKASI - Kasus percobaan pembunuhan menggunakan racun risin seolah tak pernah usai.

Diketahui, beberapa pemimpin dunia pernah menjadi target pembunuhan dengan menggunakan sebuah amplop surat yang telah diberi racun risin.

Kini, giliran Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menjadi target percobaan pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Masih Pergoki Pelanggaran, Tim Yustisi Polres Bangka Maksimalkan Operasi Penerapan Protokol COVID-19

Sebelumnya, sebuah amplop surat yang dialamatkan ke Gedung Putih berhasil diamankan oleh otoritas AS, karena berisi zat berbahaya yang diidentifikasi sebagai risin, yakni sejenis racun mematikan yang terkandung dalam biji jarak.

Menurut Royal Canadian Mounted Police (RCMP), tampaknya amplop surat tersebut telah dikirim dari Kanada.

Seorang Juru Bicara RCMP pun telah membenarkan kabar tersebut.

Baca Juga: Peringati World Cleanup Day 2020, Pemkab Bekasi Ajak Masyarakat Peduli Sampah

"Kami telah menerima permintaan bantuan dari FBI sehubungan dengan surat mencurigakan yang dikirim ke Gedung Putih," kata Juru Bicara RCMP pada Sabtu, 19 September 2020, sebaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

RCMP juga menambahkan bahwa pihak FBI telah menganalisis zat-zat apa saja yang ditemukan dalam amplop tersebut.

"FBI telah melakukan analisis terhadap substansi yang ditemukan di amplop. Laporan ini menunjukkan adanya risin, zat beracun," ujar RCMP.

Baca Juga: Dituding Terlibat Politik Praktis di Pilkada Surabaya, RPH: Itu Pengguna Jasa atau Para Jagal

RCMP mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan FBI, tetapi menolak untuk membahas rincian kasus tersebut lebih lanjut.

Diketahui, amplop surat yang mengandung racun tersebut pertama kali ditemukan di pusat surat pemerintah sebelum tiba di Gedung Putih.

Saat ditanya tentang kasus tersebut, FBI mengatakan bahwa saat ini agen mereka sedang melakukan penyelidikan dengan Dinas Rahasia AS dan Layanan Inspeksi Pos AS.

Baca Juga: Rumah Sakit Kepulauan Sumenep Belum Selesai tapi Sudah Diresmikan, Tokoh Masyarakat: Merasa Dibodohi

"Dinas Rahasia AS dan mitra Layanan Inspeksi Pos AS sedang menyelidiki surat mencurigakan yang diterima di fasilitas surat pemerintah AS. Saat ini, diketahui tidak ada ancaman terhadap keselamatan publik," kata FBI.

Sedangkan Gedung Putih dan Dinas Rahasia AS menolak berkomentar perihal terjadinya insiden tersebut.

Diketahui, risin terkandung secara alami dalam biji jarak, tetapi dibutuhkan tindakan khusus dan proses yang lebih lanjut untuk mengubahnya menjadi senjata biologis yang mematikan.

Baca Juga: Hasil Autopsi Sudah Keluar, Penyidikan Lima Jenazah ABK Kepulauan Seribu Resmi Dihentikan

Risin dapat menyebabkan kematian dalam waktu 36 sampai 72 jam, dengan paparan jumlah sekecil kepala peniti, dan hingga saat ini belum ditemukan penawar dari racun risin tersebut.

Sebelumnya, ada banyak insiden yang melibatkan amplop surat yang mengandung risin kepada sejumlah pejabat AS.

Pada tahun 2018, seorang pria asal Utah, William Clyde Allen III, didakwa karena membuat ancaman terkait risin, termasuk mengirimkan ancaman terhadap Donald Trump, dan pejabat federal lainnya, termasuk Direktur FBI Christopher Wray, dengan semua surat yang mengandung risin.

Baca Juga: Durasi Pemakaian Gawai Berlebihan Bisa Memperburuk Keadaan Mata, Dokter Peringatkan Hal Ini

Hingga kini, William Clyde Allen III masih berada di dalam tahanan.

Lalu, ada dua orang lainnya yang dihukum karena kasus serupa. Saat itu, amplop yang mengandung risin tersebut ditujukan kepada Presiden Barack Obama.

Kemudian pada Mei 2014, seorang pria asal Mississippi, James Everett Dutschke, dijatuhi hukuman 25 tahun penjara setelah mengaku bersalah mengirim surat yang mengandung risin kepada Presiden Barack Obama, seorang Senator AS, dan Hakim Negara Bagian.

Baca Juga: Cek Fakta: Elite PKPI Sebut Anies Baswedan Gubernur Bodoh dan Lebih Baik Tidur daripada Urus Jakarta

Pada Juli 2014, seorang aktor asal Texas dijatuhi hukuman 18 tahun penjara karena telah mengirimkan surat yang mengandung risin kepada Presiden Barack Obama, dan mantan Walikota New York Michael Bloomberg.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler