Meski di Tengah Kecamuk Covid-19, PPB Peringati Hari Jadi ke 75 Tahun

21 September 2020, 20:03 WIB
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. /Reuters/

PR BEKASI - Memperingati hari jadi ke-75 tahun Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Senin, 21 September 2020, para pemimpin dunia berkumpul bersama secara virtual menjelang Sidang Majelis Umum.

Pandemi COVID-19 ini telah menantang efektivitas dan solidaritas 193 negara anggota PBB untuk berdiam diri di rumah dan harus menghadapi tekanan ekonomi sejak virus tersebut mulai muncul akhir tahun 2019 di Tiongkok dan menyebar ke seluruh dunia hingga kini.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Senin, 21 September 2020, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan pandemi COVID-19 telah menunjukkan kerapuhan dunia.

Baca Juga: Penemuan Perahu Berisi Jenazah dan WNI di Malaysia Timbulkan Pertanyaan, Diduga Masuk secara Ilegal

Dirinya berencana untuk menyampaikan kepada para pemimpin dunia bahwa mereka harus bekerja bersama di masa ini, ketika tantangan terhadap multilateralisme muncul berlebih, sementara solusi atas hal itu masih kurang.

Dewan Keamanan PBB selama berbulan-bulan ini menyampaikan seruan Guterres agar dunia melakukan gencatan senjata, demi membuat negara-negara berfokus pada perlawanan terhadap COVID-19.

Hal itu terkait dengan ketegangan yang tak mereda, bahkan kian memanas, antara dua kekuatan dunia, yakni Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Rilis Album Solo Perdana, Pasha Ungu Gandeng Musisi Palu Ciptakan Lagu ‘Sumpah Demi Apa’

Seluruh anggota Sidang Umum PBB hanya mengadopsi sebuah resolusi omnibus mengenai "respons komprehensif dan terkoordinasi" terhadap pandemi pada awal bulan ini, dan itu tidak secara konsensus. AS dan Israel memberikan suara tak setuju.

Permohonan dana PBB sebesar 10,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp151,5 triliun untuk membiayai negara-negara rentan dan berpendapatan rendah pun hanya cair seperempatnya. Guterres kini pemimpin upaya mendorong ketersediaan vaksin untuk semua orang di seluruh dunia.

Peringatan 75 tahun PBB hari ini dilakukan sebelum Selasa, 22 September 2020 esok para pemimpin dunia melangsungkan pertemuan tanpa satupun presiden atau perdana menteri yang hadir secara fisik di Markas Besar PBB di New York, AS.

Baca Juga: Jokowi Ngotot Pilkada Tetap Dilakukan, JK: Saya Khawatir Picu Penyebaran Covid-19 yang Lebih Besar

Dikutip juga dari situs berita Antara, semua pidato pemimpin dunia itu telah direkam sebelumnya dan akan disiarkan di aula Majelis Umum, termasuk pernyataan dari Presiden Indonesia, Joko Widodo.

"Presiden Indonesia, dalam pidatonya, akan mengangkat pentingnya mempertahankan relevansi PBB, termasuk dalam merespons berbagai tantangan global yang terjadi saat ini," ujar pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia, akhir Agustus lalu.

Presiden juga akan menyampaikan harapan masyarakat terhadap lembaga multilateral itu, khususnya saat ini untuk menangani pandemi COVID-19.

Baca Juga: Warganet Kaget Melihat Kecantikan Pemeran Pengganti Mulan Setelah Fotonya Tersebar di Medsos

Sementara Indonesia memiliki komitmen untuk turut menjaga keberadaan sistem multilateralisme tersebut.

PBB dibentuk ketika negara-negara bangkit bersama setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadi konflik lainnya.

Sementara tak terjadi Perang Dunia III, para pemimpin dunia akan mengadopsi sebuah pernyataan untuk mengakui "momentum kekecewaan".

Baca Juga: Berprestasi, Tujuh Desa di Cirebon Mendapat Tujuh Unit Mobil Multifungsi Maskara 

"Dunia kita belum menjadi apa yang dibayangkan oleh para pendahulu 75 tahun yang lalu. Dunia ini terganggu dengan ketidaksetaraan, kemiskinan, kelaparan, konflik bersenjata, ketidakamanan, perubahan iklim, dan pandemi," dikutip dari pernyataan tersebut.

"Semua hal ini adalah untuk menyerukan aksi yang lebih besar, tidak kurang lagi." katanya, dikutip dari pernyataan yang sama.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler