Jadi Korban Kekerasan Seksual Orang Tuanya, Anak: Biarkan Saya Mati Saja, Dokter

23 September 2020, 11:12 WIB
Ilustrasi kekerasan seksual, pelecehan.* /DOK. PIKIRAN RAKYAT//DOK. PIKIRAN RAKYAT

PR BEKASI - Kasus kekerasan pada anak kembali  terjadi di sebuah kota di Meksiko. Nahasnya, selain mengalami tindak kekerasan, korban pun mengalami pelecehan seksual.

Yang lebih memilukan lagi, anak tersebut meminta kepada tim dokter yang merawatnya untuk membiarkannya mati saja.

Anak perempuan itu dikenal bernama Yaz dan baru berusia 7 tahun.

Yaz dirawat di Rumah Sakit de Las Margaritas di Puebla, Meksiko.

Baca Juga: David Moyes dan Dua Pemain Absen Usai Positif Covid-19, West Ham United Tetap Tampil Perkasa

Menurut keterangan dokter, tubuh Yaz menderita banyak luka penyiksaan dan juga tanda-tanda kekerasan seksual.

Dokter juga mengatakan, Yaz mengalami pendarahan di bagian dalam tubuhnya, paru-paru yang robek, bekas luka bakar di punggungnya, dan luka bakar rokok di lengan serta tangannya.

Dokter juga mengklaim, Yaz mengatakan kepada mereka bahwa dia ingin mati saja karena dia tidak ingin pulang ke rumah.

"Saya ingin mati, saya tidak ingin kembali ke orang tua saya sehingga mereka terus memukul saya," kata Yaz, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Mirror.

Baca Juga: Sambut Tanggal Gajian, Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini Buat Kantong Lebih Hemat

Diketahui, Yaz saat ini berada di rumah sakit setelah dia dipukuli habis-habisan oleh orang tuanya pada 21 Agustus 2020.

Yaz dilaporkan dibawa ke rumah sakit oleh seorang tetangga yang menyaksikan perlakuan brutal tersebut.

Menurut Jaksa Agung Negara Bagian Puelba, orang tua Yaz yakni Rafael N dan Alejandra N telah didakwa dengan kasus kekerasan keluarga dan juga penelantaran anak.

Sedangkan pelaku pelecehan seksual terhadap Yaz, diduga adalah pamannya sendiri dan saat ini masih buron sehingga petugas polisi masih melakukan pengejaran.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Bekasi Hari Ini, Rabu 23 September 2020

Sebelumnya, pada Februari 2020, Yaz dirawat di rumah sakit karena luka di kakinya. Pada saat itu, ayahnya mengatakan bahwa ibu Yaz yang telah menyebabkan luka tersebut.

Sedangkan pada April 2020, Yaz menjalani operasi karena mengalami kerusakan usus.

Karena kejadian Yaz yang dirawat di rumah sakit terus berulang dan diketahui fakta bahwa Yaz mendapatkan tindakan kekerasan dari orang tuanya sendiri, maka detektif juga akan mulai menyelidiki kematian adik perempuan Yaz yang berusia 3 tahun yang meninggal pada bulan Juni 2020.

Penyebab resmi kematian sang adik terdaftar sebagai sesak napas yang tidak disengaja. Namun, pihak polisi mulai meragukannya mengingat kondisi Yaz saat ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Sering Dipakai Sehari-hari, MUI Dikabarkan Keluarkan Fatwa Haram terhadap Kuas Bulu Babi

The Development of Family Integrity (DIF) pun mendorong pihak kepolisian untuk membuka kembali kasus tersebut.

Sementara aktivis hak perempuan Frida Guerrera menilai bahwa sang ibu juga merupakan korban KDRT dan hidup dalam ketakutan.

“Jika otoritas Puebla telah melakukan pekerjaan mereka sejak Januari, yang merupakan momen pertama terlihatnya ada indikasi bahwa gadis itu mengalami kekerasan seksual, gadis itu tidak akan berada di rumah sakit sekarang, dan Mitzi (adik perempuannya) tidak akan meninggal. Tentu saja ada tanggung jawab institusional dalam hal ini," kata Frida Guerrera.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler