Beralasan Cegah Penyebaran Covid-19, Pria Korsel Ditembak Mati dan Dibakar Militer Korut

24 September 2020, 18:19 WIB
Tentara Korea Utara melihat ke arah seorang tentara Korea Selatan yang berjaga di lokasi gencatan senjata Desa Panmunjom di kawasan Zona Demiliterisasi di Paju, sebelah utara Kota Seoul, Korea Selatan./REUTERS/Lee Jae-won// /

 

PR BEKASI - Seorang pria asal Korea Selatan berusia 47 tahun dikabarkan telah ditembak mati oleh pasukan militer Korea Utara.

Tidak hanya sampai di situ, jasad korban kemudian dibakar dengan dugaan sebagai upaya Korea Utara untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Dari bukti yang ditemukan oleh militer Korea Selatan, pria itu sebelumnya berusaha membelot ke Korea Utara ketika dilaporkan hilang dari kapal perikanan, Senin, 21 September 2020 di sekitar 10 km selatan dari Garis Batas Utara (NLL).

Baca Juga: Kabar Gembira! BPJS Ketenagakerjaan Beri Potongan 99 Persen untuk Iuran Peserta BPJamsostek

Mengutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, daerah tersebut merupakan batas pemisah maritim yang disengketakan kedua negara tersebut, Korea Utara dan Korea Selatan.

Mengutip sumber-sumber intelijen, pihak militer Korea Selatan mengatakan pria tak dikenal itu tampaknya telah diinterogasi di laut, sebelah utara NLL dan sekitar 38 km dari tempat dia hilang.

Sebelum dia akhirnya dieksekusi atas "perintah dari otoritas yang lebih tinggi" dan kemudian pasukan dengan masker gas Korea Utara menyiram tubuh dengan minyak dan membakarnya.

Baca Juga: San Diego Hills, Pemakaman Terbaik dan Terindah di Indonesia

Sebab itu, pihak militer Korea Selatan kemudian mengirim pesan pada Rabu, 23 September 2020 ke Korea Utara melalui perbatasan darat untuk meminta penjelasan.

Namun hingga kini pihak Korea Selatan belum menerima tanggapan apapun dari Korea Utara.

Kejadian ini turut mendapat reaksi dari Kantor keamanan nasional Gedung Biru kepresidenan yang mengatakan pembunuhan itu adalah "kejahatan terhadap kemanusiaan", dan meminta Korea Utara untuk meminta maaf dan mengambil tindakan untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.

Baca Juga: Menperin Minta Perusahaan Terapkan Protokol Kesehatan di Lingkungan Kerja secara Ketat dan Disiplin

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, penembakan Korea Utara terhadap warga sipil Korea Selatan "mengejutkan" dan "tidak dapat diampuni.

Tidak ingin kejadian terulang kepada warganya, Moon Jae-in juga memerintahkan militer Korsel untuk memperketat kewaspadaan untuk melindungi keselamatan warga lainnya.

Jenderal Ahn Young-ho dari Korea Selatan, atas peristiwa ini mengutuk tindakan yang dilakukan oleh Korea Utara.

Baca Juga: Lowongan Kerja September 2020: PT Taspen Buka Lowongan dengan Berbagai Posisi untuk S1

"Militer kami sangat mengutuk kekejaman seperti itu, dan sangat menuntut Korea Utara memberikan penjelasan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab," ujar Ahn Young-ho.

Sementara itu, Komandan militer Amerika Serikat di Korea Selatan mengatakan bahwa saat ini Korea Utara telah diberi ‘perintah tembak-untuk-membunuh’ untuk dapat mencegah virus corona masuk dan menyebar ke negara itu.

Kemudian hal lain diungkapkan oleh CEO Korea Risk Group yaitu Chad O'Carroll.

Baca Juga: Pestanya Nanti Lagi, Anies Baswedan Akan Tindak Tegas Warga Jakarta yang Adakan Resepsi Pernikahan

Menurutnya tindakan ketat seperti itu dilakukan agar hal yang berkaitan dengan virus corona tidak mengganggu parade militer yang akan dilaksanakan pada 10 Oktober 2020 mendatang, dalam rangka memperingati berdirinya Partai Pekerja Korea yang berkuasa.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler