Armenia-Azerbaijan Semakin Memanas, Sebabkan Belasan Orang Tewas hingga Rusak Stabilitas Nasional

28 September 2020, 09:03 WIB
Ilustrasi peta yang menampilkan wilayah Armenia (hitam), Azerbaijan (orange), serta wilayah sengketa Nagorno-Karabakh (putih).* /Al Jazeera/ /

 

PR BEKASI - Setelah bentrokan berat yang pernah terjadi pada tahun 2016 lalu, kini dua negara bekas pecahan Uni Soviet kembali terulang.

Armenia dan Azerbaijan dikabarkan saling menuduh terkait siapa yang lebih dulu melakukan penyerangan.

Namun menurut laporan, sikap saling serang di antara kedua negara sering kali terjadi selama ini.

Baca Juga: Niat Implan Payudara ala Brasil, Puting Perempuan ini Malah Copot Beberapa Hari Setelah Operasi

Bentrokan yang terjadi pada Minggu, 27 September 2020 kemarin dikabarkan menewaskan korban jiwa, sejumlah orang luka-luka, dan merusak stabilitas nasional antara kedua negara.

Berlokasi di perbatasan kedua negara di kawasan Nagorno-Karabakh yang merupakan tempat dari jalur pipa yang mengalirkan minyak dan gas alam Kaspia dari Azerbaijan hingga masuk ke pasar dunia.

Kawasan Nagorno-Karabakh, diketahui merupakan bagian dari kawasan yang berada di Azerbaijan, meski begitu kawasan tersebut dijalankan oleh etnis dari Armenia.

Baca Juga: Pembuatan Talud TMMD Reguler Brebes Mulai Dilakukan dari Titik Akhir Jalan

Pada serangan yang terjadi Minggu pagi, Nagorno-Karabakh mengatakan 16 prajuritnya telah tewas dan lebih dari 100 lainnya cedera setelah Azerbaijan melancarkan serangan udara dan artilerinya.

Mengutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Senin, 28 September 2020, pihak Azerbaijan menyebut lima anggota dari satu keluarga telah terbunuh oleh pasukan dari Armenia.

Saat ini, darurat militer telah dilakukan oleh kedua negara. Armenia dan Nagorno-Karabakh telah mengumumkan darurat militer dan memobilisasi penduduk laki-laki.

Baca Juga: Gorila Ngamuk dan Dobrak Tiga Pintu, Sebelum Aniaya Seorang Penjaga Kebun Binatang

Sementara itu, hal yang sama juga dilakukan oleh Azerbaijan yang juga telah mengumumkan darurat militer.

Azerbaijan menyebut bahwa pasukannya telah menguasai tujuh desa di kawasan Nagorno-Kabakh.

Sementara Nagorno-Kabakh awalnya membantah pernyataan tersebut, namun pada akhirnya mengakui telah kehilangan beberapa tempat dari wilayahnya.

Baca Juga: Sebelum Bunuh Diri, Bocah 14 Tahun Ini Sampaikan Pesan 'Kembali Dalam 2 Detik'

Atas kejadian tersebut, Rusia menyerukan adanya gencatan senjata bagi kedua negara.

Seruan tersebut serupa dengan Amerika Serikat yang meminta penghentian permusuhan antar kedua negara baik militer maupun dalam hal pernyataan sikap antara pemimpin yang dapat memicu masalah menjadi lebih buruk.

Hal senada juga merupakan pandangan dari Uni Eropa serta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mendesak kedua negara menghentikan tindakan militer dan segera melakukan negosiasi.

Baca Juga: Masuki Musim Pancaroba, BNPB Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem

Sementara itu Turki menyatakan akan mendukung Azerbaijan. Erdogan, menjanjikan dukungan untuk sekutu tradisionalnya yaitu Azerbaijan, dan mengatakan Armenia sebagai ancaman terbesar bagi perdamaian di kawasan dan menyerukan seluruh dunia untuk mendukung Azerbaijan dalam pertempuran mereka melawan invasi dan kekejaman.

Karena itu Perdana Menteri Armenia, Pashinyan meminta agar komunitas internasional untuk memastikan Turki tidak terlibat dalam konflik yang terjadi antara dua negara.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler