Serangan Bom Bunuh Diri Kembali Terjadi di Afganistan, 15 Orang Dinyatakan Tewas

4 Oktober 2020, 21:07 WIB
Ilustrasi ledakan bom bunuh diri di Afganistan. /PIXABAY/PDPhotos/

PR BEKASI - Konflik antara Afganistan dan kelompok Taliban hingga kini masih belum juga mereda. Pasalnya, serangan bunuh diri yang terjadi di Afganistan hingga kini masih saja terus terjadi.

Sejak 2019 lalu, serangkaian serangan bunuh diri kerap terjadi di sejumlah wilayah di Afganistan yang mengakibatkan sejumlah tentara maupun warga sipil dinyatakan tewas dalam serangan tersebut.

Kali ini, sedikitnya 15 orang termasuk warga sipil dinyatakan tewas dalam serangan bunuh diri di Afganistan pada Sabtu, 3 Oktober 2020.

Baca Juga: Tak Mau Ikutan Aksi Demo Bersama Serikat Lain, KSBSI: Aksi Mogok Nasional Rugikan Buruh

Serangan besar pertama telah terjadi sejak pembicaraan langsung antara kelompok Taliban dan negosiator pemerintah Afganistan yang dimulai sejak tiga pekan lalu.

Penggerebekan di luar gedung pemerintah di Provinsi Nangarhar Timur terjadi setelah sebuah kendaraan yang sarat dengan bahan peledak diledakkan di pintu masuk kompleks gedung pemerintahan.

"Setelah serangan itu, beberapa penyerang bersenjata mencoba memasuki fasilitas pemerintahan, tetapi dibunuh oleh pasukan keamanan. Beberapa siswa sekolah juga dinyatakan tewas. Sebuah masjid di dekatnya juga rusak," kata Attaullah Khogyani, Juru Bicara Gubernur Nangarhar, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Arab News.

Baca Juga: Dukung Perdamaian Internasional, Retno Marsudi Sebut 3 Hal Penting Penghapusan Senjata Nuklir

Sebuah video yang diklaim sebagai detik-detik terjadinya serangan itu beredar di media sosial.

Dari video tersebut, diketahui beberapa kamar dan bagian bangunan utama rusak akibat dampak ledakan, yang juga menghancurkan beberapa kendaraan di daerah tersebut hingga meninggalkan lubang yang dalam.

Anggota Dewan Provinsi, Obaidullah Shinwari mengatakan, jumlah korban tewas bisa saja meningkat.

Baca Juga: Sempat Ditutup karena Wabah Covid-19, Masjidil Haram Kini Sambut Kelompok Jemaah Umrah Pertama

Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri di Kabul, Tariq Aryan mengatakan bahwa hampir 40 orang terluka dalam serangan itu.

Meskipun tidak ada klaim tanggung jawab langsung, Tariq Aryan yakin bahwa serangan bunuh diri itu adalah tindakan Taliban, dan menyebutnya sebagai kejahatan besar terhadap rakyat Afganistan.

Penasihat Presiden Ashraf Ghani, Shah Hussien Murtazawi juga menyalahkan Taliban atas serangan itu.

Baca Juga: Meski Donald Trump Positif Covid-19, Gedung Putih Masih Tidak Mewajibkan Penggunaan Masker

Dia menuduh Taliban sedang berusaha untuk mendapatkan konsesi selama pembicaraan yang dimulai di Qatar pada 12 September 2020 lalu.

"Sejak dimulainya pembicaraan, Taliban telah melakukan 650 serangan, yang menurut Kementerian Dalam Negeri telah merenggut nyawa puluhan warga sipil," cuit Shah Hussein Murtazawi di Twitter.

Pembicaraan intra-Afghanistan bertujuan untuk menemukan solusi guna mengakhiri perang yang telah terjadi selama lebih dari empat dekade.

Baca Juga: Isu RS Meng-Covid-kan Pasien Mencuat, PERSI Setujui Pemberian Sanksi Jika Benar Terjadi

Namun, semakin hari konflik yang terjadi justru semakin memanas, dan insiden kemarin adalah insiden besar pertama sejak dimulainya pembicaraan Qatar.

"Jika terbukti Taliban berada dibalik serangan ini atau mereka menyatakan bertanggung jawab, ini akan memiliki konsekuensi yang mengerikan dan serius pada proses pembicaraan Qatar dan Taliban," kata analis Shafiq Hapal.

Sedangkan Taliban sendiri hingga kini belum memberikan pernyataan apapun terkait serangan bunuh diri tersebut.

Baca Juga: Tolak Pengesahan Omnibus Law, Sejumlah Massa Bakal Gelar Demonstrasi Besar Tiga Hari Mendatang

Namun, beredar sejumlah isu yang menyebut bahwa serangan itu dilakukan sebagai dalih untuk menggagalkan pembicaraan damai antara Afganistan dan kelompok Taliban yang akan berlangsung kembali di Qatar.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler