Paus Fransiskus Resmi Lantik 13 Kardinal Baru, Dua di Antaranya Berasal dari Asia Tenggara

- 29 November 2020, 06:24 WIB
Paus Fransiskus di Vatikan resmi melantik 13 kardinal baru.
Paus Fransiskus di Vatikan resmi melantik 13 kardinal baru. /Channel News Asia

PR BEKASI - Paus Fransiskus resmi melantik 13 kardinal baru pada Sabtu, 28 November 2020 yang di dalamnya ada juga orang Afrika.

Selain itu, kardinal dari Amerika juga dilantik sebagai negara pertama yang memegang pangkat tinggi sehingga akan semakin memperluas pengaruh Paus Fransiskus pada kelompok yang suatu hari akan memilih penggantinya.

Para kardinal diangkat dalam sebuah upacara sakral yang dikenal sebagai konsistori. Meski pelantikan dilakukan secara langsung, namun jumlahnya dikurangi karena pandemi Covid-19 masih melanda wilayah Vatikan.

Baca Juga: Tak Masuk Dalam Struktur MUI, Din Syamsudin Sebut Dirinya Memang Tidak Bersedia, Bukan Didepak 

Biasanya dalam pelantikan terdapat ribuan kardinal baru, tapi untuk saat ini hanya 10 tamu kardinal yang diizinkan berada di Basilika Santo Petrus. Paus Fransiskus pun tetap memberikan cincin dan topi tradisional berwarna merah yang dikenal sebagai biretta.

Sembilan dari 13 orang kardinal baru berusia di bawah 80 tahun dan memenuhi syarat berdasarkan hukum Gereja untuk memasuki konklaf rahasia untuk memilih Paus Fransiskus berikutnya di antara mereka sendiri jika nantinya paus yang sekarang meninggal atau mengundurkan diri.

Pelantikan ini termasuk konsistori ketujuh Fransiskus sejak pemilihannya pada 2013. Ia sampai saat ini telah menunjuk 57% dari 128 pemilih kardinal, yang kebanyakan berbagi visi tentang Gereja yang lebih inklusif dan berwawasan luas.

Sejauh ini, ia telah menunjuk 18 kardinal dari sebagian besar negara-negara terpencil yang tidak pernah memiliki satu pun kardinal, hampir semuanya dari negara berkembang. Dalam konsistori hari Sabtu, Brunei dan Rwanda mendapatkan kesempatan kardinal pertama mereka.

Baca Juga: GP Ansor Kutuk Keras Pembunuhan yang Diduga Didalangi Kelompok Teroris MIT Pimpinan Ali Kalora 

Sementara Eropa masih memiliki bagian terbesar dari pemilih kardinal, meski jumlahnya menurun yakni 41% dari sebelumnya 52% pada tahun 2013 ketika Prancis menjadi paus Amerika Latin pertama.

Dikutip dari Reuters oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, sembilan kardinal baru yang dimaksud tersebut berasal dari Italia, Malta, Rwanda, Amerika Serikat, Filipina, Chili, Brunei, dan Meksiko.

Dari homilinya, Paus Fransiskus berpesan kepada para pria untuk tetap memperhatikan Tuhan, menghindari segala bentuk korupsi, dan tidak mengalah pada "semangat duniawi" yang dapat menyertai prestise dan kekuasaan dari pangkat baru mereka.

Wilton Gregory, uskup agung berusia 72 tahun di Washington, AS, menjadi kardinal Afrika-Amerika pertama pada saat Amerika Serikat memeriksa hubungan ras setelah serentetan pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam yang tidak bersenjata.

Baca Juga: Tragedi Pembunuhan Umat kristiani di Sulteng Disoroti Media Asing, ICC Minta Pemerintah Tegas 

Semua orang di Basilika memakai masker kecuali Paus. Setiap kardinal baru melepas masker ketika mereka berlutut di hadapan Paus Fransiskus untuk ditasbihkan, kecuali Gregory.

Sosok Wilton Gregory pernah menjadi headline berita utama di media AS pada bulan Juni lalu ketika dia mengecam kunjungan Presiden Donald Trump ke sebuah kuil Katolik di Washington, setelah polisi dan tentara menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk mengusir pengunjuk rasa sehingga Donald Trump dapat difoto di depan sebuah gereja bersejarah Washington sambil memegang sebuah Alkitab.

Dalam wawancaranya Selasa 24 November 2020, Gregory mengatakan dia ingin menemukan kesamaan dengan Presiden terpilih AS Joe Biden meskipun ada ketidaksepahaman tentang masalah seperti aborsi.

Wilton Gregory adalah salah satu dari segelintir kardinal baru yang dilantik dengan menjalani karantina sebelumnya selama 10 hari di kamar mereka di wisma tamu Vatikan, tempat paus juga tinggal.

Baca Juga: Tidak Main-main Soal Rebana Metropolitan, Ridwan Kamil Minta Dubes Promosikan Ini di Inggris 

Para kardinal dari Brunei dan Filipina tidak dapat melakukan perjalanan dan menerima cincin dan topi dari seorang utusan kepausan.

Empat pemilih di atas 80 tahun diberi kehormatan setelah lama melayani Gereja. Yang paling menonjol adalah Uskup Agung Silvano Tomasi, seorang warga Italia. dan Amerika, salah satu pakar imigrasi terkemuka di Gereja di dunia.

Para kardinal baru kemudian melakukan kunjungan kehormatan ke mantan Paus Benediktus XVI yang berusia 93 tahun yang tinggal di Vatikan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah