Berdasarkan hasil tersebut, membuat mereka berani untuk mulai menyusun distribusinya dan mendaftar ke Badan Administrasi Obat-obatan dan Makanan Amerika (FDA).
Selanjutnya, Moderna menyusul tak lama kemudian. Setelah memastikan vaksin buatan mereka 94,1 persen efektif mencegah gejala Covid-19 muncul dan 100 persen efektif mencegah gejala yang lebih parah, mereka mendaftar ke FDA.
Diketahui, mereka sendiri sudah mengamankan pesanan vaksin Covid-19 dengan nilai kurang lebih 1,1 miliar dolar atau setara Rp15,6 triliun (per Oktober).
Setelah Pfizer dan Moderna, perusahaan farmasi lainnya yang dikabarkan akan segera menyusul adalah AstraZeneca, Sinovac, Johnson & Johnson, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Dicurigai Terlibat dengan Militer, Amerika Blacklist 4 Perusahaan Tiongkok
Beberapa di antaranya sudah masuk dalam uji tahap akhir dan hanya perkara waktu untuk mendapat kepastian efektivitasnya.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel mewanti-wanti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mulai memastikan adanya suplai vaksin Covid-19 yang cukup untuk negara berkembang.
Ia khawatir negara-negara besar akan memprioritaskan suplai untuk masing-masing dahulu dibanding negara-negara kecil yang jauh lebih terdampak Covid-19.
"Jujur saya khawatir belum ada negosiasi," kata Angela Merkel pada akhir November lalu.
Baca Juga: Kota Bandung dan KBB Masuk Zona Merah, Ridwan Kamil Imbau Wisatawan Tak Kunjungi Wilayah Itu