PR BEKASI – Pemerintah Prancis telah melakukan sebuah tindakan besar dan belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah negara tersebut untuk memerangi apa yang disebutnya sebagai “radikalisme berkedok agama”.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin mengatakan bahwa sebanyak 76 masjid dicurigai terlibat dalam gerakan radikal.
Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Al Jazeera, Gerald Darmanin mengatakan pihaknya akan melakukan pemeriksaan pada masjid-masjid tersebut dan bila terbukti berkaitan dengan aksi teroris masjid tersebut akan ditutup oleh Pemerintah Prancis
Baca Juga: Dukung Program Revolusi Akhlak Habib Rizieq, Buya Yahya: Sebetulnya Ini Dirindukan Semua Makhluk
“Dalam beberapa hari mendatang, pemeriksaan akan dilakukan di tempat-tempat ibadah ini. Jika keraguan ini dikonfirmasi, saya akan meminta penutupannya," kata Gerald Darmanin pada Kamis, 3 Desember 2020.
Dia juga mengatakan sebanyak 66 migran yang tidak berdokumen lengkap yang diduga melakukan tindakan radikal telah dideportasi.
Pemerintah Presiden Emmanuel Macron telah menanggapi beberapa serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir di negara yang dipimpinnya dengan janji untuk menindak apa yang dikatakan Gerald Darmanin sebagai "musuh di dalam".
Pada bulan Oktober lalu, Emmanuel Macron menyusun rencana untuk mengatasi apa yang disebutnya "separatisme Islam", saat dia menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia
Baca Juga: Akan Tangkap Benny Wenda, Mahfud MD: Gak Usah Panik, Dia Itu Hanya Narapidana Indonesia yang Kabur