Kesaksian Mengejutkan Eks Tahanan Kamp Xinjiang: Setiap Jumat, Kami Dipaksa Makan Daging Babi

- 4 Desember 2020, 18:48 WIB
Muslim Uighur di Tiongkok.
Muslim Uighur di Tiongkok. /Dancingturtles.org

“Saya merasa seperti saya adalah orang yang berbeda. Di sekitarku menjadi gelap. Sangat sulit untuk menerimanya,” katanya sembari mengingat kembali pengalaman kelamnya tersebut.

Kesaksian dari Sayragul Sautbay dan orang Uighur lainnya itu telah memberikan indikasi tentang bagaimana Tiongkok berusaha untuk menindak etnis minoritas Muslim yang tinggal di wilayah Xinjiang tersebut dengan membidik kepercayaan budaya dan agama yang mereka anut.

Antropolog asal Jerman, Adrian Zenz mengungkapkan saat ini Pemerintah Tiongkok sedang gencar-gencar membangun dan memperluas peternakan babi di wilayah yang berada di barat laut Tiongkok tersebut.

Baca Juga: Kisah Frans Kaisiepo, Tokoh Perjuangan yang Berhasil Satukan Papua ke Pangkuan Indonesia

Dari fakta tersebut, diketahui pembangunan peternakan babi tersebut merupakan juga salah satu cara yang dilakukan oleh Tiongkok untuk melaksanakan “sekularisasi” di Xinjiang.

Pada November 2019 lalu, administrator tertinggi Xinjiang, Shohrat Zakir, mengatakan bahwa wilayah otonom tersebut akan diubah menjadi pusat peternakan babi.

Kebijakan Tiongkok tersebut dianggap oleh orang Uighur sebagai sebuah tindakan penghinaan terhadap cara hidup mereka.

Baca Juga: Ferdinand Dianggap 'Sembunyi' di Balik Kata 'Chaplin', Refly Harun: Anak Kecil pun Tahu

sebuah artikel berita pada bulan Mei yang dikutip oleh Adrian Zenz menggambarkan sebuah peternakan baru di wilayah Kashgar selatan, yang bertujuan untuk menghasilkan 40.000 babi setiap tahun.

Proyek ini diharapkan menempati area seluas 25.000 meter persegi (82 kaki persegi) di sebuah taman industri di daerah Konaxahar Kashgar, yang diganti namanya menjadi Shufu.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x