Kesepakatan itu secara resmi ditandatangani oleh Pemerintah Tiongkok pada tanggal 23 April 2020 yang bertepatan dengan hari pertama bulan puasa Ramadhan.
Baca Juga: Terkait Acara HRS di Megamendung, Polisi Jadwalkan Pemanggilan Ridwan Kamil sebagai Saksi
Tiongkok sendiri menyatakan bahwa pembangunan peternakan babi tidak dimaksudkan untuk tujuan ekspor, melainkan untuk memastikan pasokan daging babi di Kashgar.
Padahal, sebanyak 90 persen penduduk kota Kashgar dan daerah sekitarnya diketahui merupakan Muslim Uighur.
Adrian Zenz mengatakan hal ini adalah bagian dari upaya Tiongkok untuk sepenuhnya memberantas budaya dan agama orang-orang di Xinjiang.
Baca Juga: Akun Front TV Milik FPI Lenyap di YouTube, Fadli Zon: Ada ‘Tangan Tak Terlihat' yang Lakukan Ini
“Ini adalah bagian dari strategi sekularisasi untuk mengubah Uighur menjadi sekuler dan mengindoktrinasi mereka untuk mengikuti partai komunis dan menjadi agnostik atau ateis,” katanya.***