Meradang Lagi Saat Puluhan Masjid Dicurigai Radikalisme, Erdogan: Emmanuel Macron Itu Beban Prancis!

- 6 Desember 2020, 06:10 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan kembali mengkritik Emmanuel Macron terhadap kebijakannya untuk investigasi masjid berkaitan dengan radikalisme.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan kembali mengkritik Emmanuel Macron terhadap kebijakannya untuk investigasi masjid berkaitan dengan radikalisme. /Washington Times

PR BEKASI - Presiden Prancis Emmanuel Macron dikabarkan tengah melakukan tindakan yang dianggap telah mengusik ketenangan masyarakat Prancis yang memeluk agama Islam dengan melakukan investigasi terhadap puluhan masjid.

Atas tindakan yang dinilai telah melanggar hak asasi tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali memanas dan memberikan kritik terhadap kepala negara Prancis itu.

Diketahui bahwa kali ini kritikan yang diberikan oleh Erdogan terhadap Emmanuel Macron yakni soal langkah investigasi puluhan masjid.

Erdogan juga mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh Emmanuel Macron malah membebani Prancis dan berharap agar Prancis mau menyingkirkan Presidennya tersebut secepatnya.

Baca Juga: Beberkan Fakta Vietnam Lebih Unggul, Jokowi Tegas Minta Langkah Perbaikan demi Pasar Ekspor Global 

"Emmanuel Macron itu beban untuk Prancis. Macron dan Prancis akan memasuki periode-periode yang berbahaya. Harapan saya, Prancis mau menyingkirkan Macron sesegera mungkin," kata Erdogan, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Jumat, 4 Desember 2020.

Sebelumnya, Pemerintah Prancis tengah membidik sekira 76 masjid yang tersebar di berbagai kota. Menurut pihak Prancis, 76 masjid tersebut diduga mengajarkan paham radikalisme dan separatisme.

Investigasi secara menyeluruh tengah dilakukan kepada masjid-masjid tersebut. Jika kecurigaan mereka terbukti, Pemerintah Prancis menegaskan bahwa mereka akan menutup masjid terkait.

Dikabarkan bahwa sebelum menyasar Masjid, Prancis sudah lebih dulu menyasar figur-figur yang diduga radikal. Kurang lebih ada 66 orang yang berhasil dibuktikan radikal dan mereka, yang keseluruhannya adalah imigran, langsung dideportasi oleh Prancis ke kampung halaman masing-masing.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x