PR BEKASI - Usai serangan brutal militan ISIS di Mozambik akhir pekan lalu yang diketahui telah memenggal 50 orang lebih warga setempat di lapangan terbuka tuai sorotan Dunia.
Presiden Prancis Emmanuel Macron seolah sadar atas ucapannya yang menuai kontroversi beberapa waktu lalu buka suara atas tragedi mengerikan tersebut.
Sebelumnya, Macron juga telah menentang terorisme Islam setelah pembunuhan Samuel Paty, seorang guru bahasa Prancis yang dipenggal kepalanya bulan lalu.
Baca Juga: Pemimpin Hizbullah: Kami Gembira dengan Kekalahan Donald Trump
Namun komentarnya terhadap kejadian tersebutlah yang membuatnya menjadi sasaran kemarahan dari umat Islam di seluruh dunia.
Paty dipenggal oleh Abdoulakh Anzorov yang berusia 18 tahun, seorang ekstremis asal Chechnya yang menyerang Paty di pinggiran kota Paris pada 16 Oktober, 2020.
Paty menjadi sasaran setelah menunjukkan karikatur kontroversial Nabi Muhammad di kelasnya selama pelajaran tentang kebebasan berbicara, yang memicu kemarahan dari orang tua Muslim.
Macron memuji Paty sebagai seorang 'pahlawan' dan memberikan penghormatan kepada Paty sambil bersumpah untuk membela kebebasan berekspresi. Pujian kontroversial itulah yang menyulut amarah umat Islam.
Baca Juga: Aksinya Viral karena Bernyanyi Saat Sambut Habib Rizieq, Prajurit TNI AU Ini Ditahan Polisi Militer