Diragukan Kongres, Joe Biden Tetap Tunjuk Llyod Austin Jadi Menhan Kulit Hitam Pertama di AS

- 11 Desember 2020, 14:18 WIB
Pensiunan Jenderal Angkatan Darat Lloyd Austin, pilihan Joe Biden untuk menjadi Menteri Pertahanan AS.
Pensiunan Jenderal Angkatan Darat Lloyd Austin, pilihan Joe Biden untuk menjadi Menteri Pertahanan AS. /AP News/Susan Walsh/AP News

PR BEKASI - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperkenalkan pilihannya untuk Menteri Pertahanan (Menhan) pada Rabu, 9 Desember 2020.

Pilihan Joe Biden merupakan seorang pensiunan Jenderal Angkatan Darat Lloyd Austin. Jika dilantik nanti, Lloyd Austin akan menjadi orang kulit hitam pertama yang memimpin Pentagon.

“Dia adalah orang yang tepat untuk pekerjaan ini, dan pada saat yang tepat. Dia dicintai oleh pria dan wanita angkatan bersenjata, ditakuti oleh musuh kita, dikenal dan dihormati oleh sekutu kita,” kata Joe Biden, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari AP News, Jumat, 11 Desember 2020.

Baca Juga: Innalillahi, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Kabarkan Alami Insiden Mobil di KM 89

Pilihan Joe Biden itu mendapat sambutan baik dari berbagai kalangan, tapi juga memicu kekhawatiran di Capitol Hill.

Pasalnya, Kongres telah mengesahkan undang-undang yang melarang penunjukan perwira militer yang pensiun kurang dari tujuh tahun sebagai Menhan.

Diketahui, Lloyd Austin telah mengabdi selama 41 tahun di Angkatan Darat dan pensiun pada 2016 lalu.

Namun, Joe Biden meminta Kongres mengesampingkan undang-undang tersebut, seperti yang dilakukan Kongres pada Jim Mattis, Menhan pilihan Donald Trump dulu.

Baca Juga: Hyeri 'Reply 1988' Kembali Berakting di 'My Roommate is a Gumiho' dengan Jang Ki Yong, Ini Ceritanya

Sebelumnya, Donald Trump pernah menunjuk Jim Mattis sebagai Menhan pada 2016. Saat itu, Jim Mattis baru pensiun dari tugasnya sebagai perwira aktif pada 2013.

"Saya memahami perlunya menjaga jarak yang jelas antara militer dan pemerintahan sipil, tetapi seperti yang mereka lakukan untuk Jim Mattis, saya meminta Kongres untuk memberikan pengabaian," kata Joe Biden.

Joe Biden juga mengatakan bahwa dia mengetahui alasan di balik undang-undang tersebut. Tapi dia tidak akan meminta pengecualian, kecuali dia sangat yakin dengan pilihannya itu.

"Ada alasan bagus untuk undang-undang ini yang saya pahami dan hormati sepenuhnya. Tapi saya tidak akan meminta pengecualian ini, jika saya tidak percaya bahwa momen ini sangat membutuhkannya," kata Joe Biden.

Baca Juga: Daftar Sekarang di www.prakerja.go.id, Dapatkan Beasiswa Hingga Rp600.000 dari Kartu Prakerja

Sementara itu, Llyod Austin mengatakan bahwa saat ini dia memiliki peran baru sebagai pemimpin sipil dengan pengalaman militer yang pasti.

Dia juga menyatakan penghargaan dan penghormatan yang mendalam atas kebijakan di AS, yang memberlakukan kontrol sipil di atas militer.

"Saya menyadari bahwa menjadi anggota kabinet presiden membutuhkan perspektif yang berbeda dan tanggung jawab yang unik dari karier berseragam. Dan saya berniat untuk selalu mengingat ini di dalam pikiran saya," kata Llyod Austin.

Pencalonan Llyod Austin sebagai pemimpin kulit hitam pertama dari Pentagon mendapat banyak sorotan dari publik karena pada saat ini AS masih mengalami ketegangan rasial yang luar biasa.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Mulai Berdatangan ke Indonesia, Rupiah Berpeluang Menguat 0,07 Persen

Diketahui, sebelum mengumumkan penunjukan Llyod Austin sebagai Menhan, Joe Biden menghadapi banyak tekanan dari para aktivis karena kurangnya keragaman di beberapa pos kunci kabinet yang dia bangun.

Sebelum Jim Mattis, terakhir kali Kongres menyetujui pengabaian undang-undang adalah pada 1950, untuk pensiunan Jenderal George Marshall.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah