Kecurigaan Putin tersebut membuat Rusia secara teratur menyelidiki sistem pertahanan AS dan menerbangkan pesawat pengebom strategis berkemampuan nuklir di dekat Alaska.
Selain itu, Rusia juga mengirim kapal selam ke sekitar Samudra Atlantik untuk menyelinap di lepas Pantai Timur AS.
Tidak hanya itu, Vladimir Putin juga mengeluh bahwa Presiden AS saat ini, Donald Trump tidak dapat meningkatkan hubungan antara AS dan Rusia dan telah memilih retorika keras anti-Rusia dari Presiden terpilih Joe Biden.
Pada hari Kamis, 17 Desember 2020 lalu, Vladimir Putin menyalahkan badan intelijen AS atas serangkaian investigasi media baru-baru ini terhadap orang-orang yang dekat dengannya.
Baca Juga: Polisi Tinjau Bunker di Rumah Buronan Teroris Jaringan Jemaah Islamiyah, Upik Lawanga di Lampung
Tanpa memberikan bukti, dia juga mengaitkan badan-badan intelijen AS merekayasa kasus peracunan kritikus Vladimir Putin, Alexei Navalny.
Vladimir Putin pun tidak memberi selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilu 3 November 2020 sampai akhirnya mengirim telegram selamat pada 15 Desember.
Vladimir Putin mengatakan bulan November lalu, dia tidak khawatir penundaannya dalam memberi selamat kepada Joe Biden akan memperburuk hubungan AS-Rusia.
"Anda tidak bisa merusak hubungan yang rusak," kata Putin, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 20 Desember 2020.***