Dalam menjalankan pembatasan tersebut, durasi yang dilakukan beragam yakni, ada yang beberapa hari, ada juga yang sampai Januari. Di Asia, baru Hong Kong, India, dan Singapura yang melakukan penutupan serupa.
Selain menganjurkan negara-negara anggota untuk membatasi perjalanan, WHO juga mengimbau mereka untuk tidak panik.
Baca Juga: Atasi Sejumlah Persoalan di Perbatasan, Wali Kota Bekasi Jalin Kerjasama dengan Bupati Bogor
Dalam keterangannya, WHO mengatakan bahwa munculnya varian baru virus adalah bagian dari evolusi pandemi.
WHO bahkan memuji keberhasilan Inggris mendeteksi varian baru Covid-19 walaupun telat dua bulan.
Secara terpisah, produsen vaksin BioNTech, yang membantu pengembangan vaksin Pfizer, menyatakan bahwa hal senada.
Baca Juga: Menteri Agama Baru Dinilai Masih Muda, Musni Umar Sampaikan Empat Harapan kepada Gus Yaqut
CEO dari BioNTech, Ugur Sahin, berkata bahwa munculnya varian baru virus adalah wajar karena tipe virus Covid-19 bisa bermutasi. Ia pun menyebut ada sembilan mutasi pada virus Covid-19.
Adapun Sahin optimistis vaksin yang ia kembangkan bersama Pfizer akan tetap bisa menangkal varian baru Covid-19.
Sebab karakteristik protein dari varian baru Covid-19 relatif sama dengan varian yang biasa. Walau begitu, ia mengatakan pemeriksaan lebih lanjut tetap dibutuhkan dan ia meminta waktu dua pekan untuk itu.