Hilang dari Publik, Ternyata Kebijakan Ini yang Dikritik Jack Ma terhadap Pemerintah China

- 4 Januari 2021, 18:30 WIB
Potret miliarder China, Jack Ma, pendiri Alibaba.
Potret miliarder China, Jack Ma, pendiri Alibaba. /Tangkapan layar/Youtube Africa's Business Heroes/

PR BEKASI - Pengusaha yang menjadi salah satu pria terkaya di China, Jack Ma, dikabarkan telah menghilang selama kurang lebih satu bulan.

Peristiwa tersebut dianggap tidak biasa terjadi sebelumnya lantaran, pendiri Alibaba itu dinilai senang menjadi pusat perhatian.

Kabar menghilangnya Jack Ma terkuak setelah dirinya mengkritik kebijakan pemerintah China dalam pidatonya secara terbuka.

Baca Juga: Kartun Islami Nussa Berhenti Tayang, Feliax Siauw: Hanya Allah yang Tahu Kapan Lanjut Lagi

Sehingga, berbagai pihak menduga bahwa ia bersembunyi atau menghindar dari pemerintah China yang telah menargetkan dirinya sejak lama.

Dikabarkan, kelompok-kelompok usaha yang ia miliki menjadi target investigasi untuk kasus persaingan usaha dan monopoli. Adapun semua itu berawal dari kritik yang ia lontarkan pada Oktober 2020 lalu.

Pada 24 Oktober 2020, Jack Ma mendatangi konferensi keuangan Bund Summit yang digelar di Shanghai.

Baca Juga: Soal Penemuan Drone di Selayar, KSAL: Bukan untuk Mata-mata, Tapi Seaglider untuk Riset Bawah Laut

Ketika diberi kesempatan memberikan materi. Jack Ma memanfaatkannya untuk mengkritik sistem keuangan China, mulai dari masalah regulasi hingga minimnya dukungan terhadap pendanaan inovasi.

Selanjutnya, kritik Jack Ma terhadap pemerintah China tersebut menjadi yang terakhir darinya sebelum menghilang.

"Inovasi yang bagus tidak takut terhadap regulasi, tetapi takut terhadap regulasi yang usang. Perumpamaannya, jangan menggunakan sistem manajamen stasiun kereta api untuk meregulasi bandara komersil," kata Jack Ma secara tegas, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Nikkei pada Senin, 4 Januari 2021.

Baca Juga: Resmi Luncurkan Bansos 2021, Jokowi: Nilainya Utuh Tanpa Ada Potongan

Jack Ma yang memiliki keyakinan terhadap high risk high return itu juga mengungkapkan bahwa pada dasarnya keuangan China tidak memiliki resiko tetapi, karena minimnya resiko, pertumbuhan ekonomi dan inovasi terancam.

"Keuangan China pada dasarnya tidak memiliki resiko. Namun, justru karena minimnya resiko, pertumbuhan ekonomi dan inovasi malah jadi terancam," kata Jack Ma.

Operasional bank-bank China pun tidak lolos dari kritik Jack Ma. Ia menyebut mereka usang, dijalankan dengan mentalitas toko gadai.

Baca Juga: Yakini Perubahan Dunia Dimulai dari Suriah, Pimpinan JI: Kami Mengurus Semua Kebutuhan Jihad

Menurutnya, jika operasional bank-bank China bertahan seperti itu, maka tidak akan mampu mendukung kebutuhan finansial di masa depan.

Logo Alibaba Group dihias cahaya warna-warni di kantor pusat perusahaan di Hangzhou, provinsi Zhejiang, China. Perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma ini telah beroperasi di lebih dari 200 negara.

Selanjutnya, Jack Ma menyarankan bank-bank China membuat sistem-sistem tradisionalnya dan menggantikannya dengan teknologi terbaru.

Baca Juga: Prabowo Minta Masyarakat Tak Berdebat Soal Drone Asing, Ferdinand: Wajar Kinerja Bapak Dipertanyakan

Misalnya, soal pemberian kredit, ia menyarankan penggunaan big data untuk bisa melihat mana kreditur yang berpotensi menyebabkan kredit macet dan tidak. Dengan begitu, potensi kredit macet bisa dicegah untuk memastikan pinjaman sesuai kemampuan kreditur.

Kritik Jack Ma tergolong berani. Dalam acara tersebut hadir pejabat-pejabat senior Pemerintah China. Salah satunya adalah Wang Qishan, figur di balik administrasi keuangan China.

Selain itu, ada juga Wakil Perdana Menteri Liu He yang bertanggung jawab mengawasi kebijakan makroekonomi China. Ketika Jack Ma mengkritik pemerintah, otomatis mereka menyampaikannya pada Presiden Xi Jinping.

Baca Juga: Terpantau Stabil, Berikut Informasi Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat pada Awal Tahun Baru 2021

Sementara, Xi Jinping dikabarkan marah besar atas pernyataan tersebut dan meminta kelompok usaha Jack Ma ditindak. Sejak saat itu, kelompok usaha Jack Ma, baik Alibaba Group maupun Ant Group, menjadi sasaran Pemerintah China.

Jack Ma menghilang sebulan kemudian. Hal itu tak lama setelah kelompok usaha finansialnya, Ant Group, dianggap bermasalah dalam hal layanan kredit, asuransi, dan manajemen keuangan. Ant Group pun gagal melantai di pasar saham.

Hingga saat ini Jack Ma belum bisa dimintai penjelasan terkait peristiwa tersebut bahkan keberadaanya pun belum dapat dipastikan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Nikkei Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x