10 Mantan Menhan AS Peringatkan Donald Trump Tak Perlu Libatkan Militer dalam Sengketa Pemilu

- 4 Januari 2021, 20:32 WIB
Donald Trump
Donald Trump /The Independent

PR BEKASI – Sepuluh mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengecam rencana Presiden Donald Trump yang akan melibatkan melibatkan militer AS dalam sengketa Pemilu 2020 yang dimenangkan oleh presiden terpilih Joe Biden.

Bila Donald Trump benar-benar menggunakan militer AS untuk membatalkan kemenangan Joe Biden, menurut para mantan menteri pertahanan tersebut dapat membawa negara itu ke dalam situasi yang berbahaya serta melanggar hukum dan tidak konstitusional.

Para mantan Menteri Pertahanan AS yang berasal dari Partai Demokrat maupun Republik mempertanyakan kesediaan Donald Trump untuk melepaskan jabatan kepresidenannya terhadap Joe Biden secara damai pada 20 Januari 2021 mendatang.

Baca Juga: Kemenhan Apresiasi TNI Tanggap Tangani Drone Asing yang Susupi Perairan Indonesia

Para mantan Menteri Pertahanan tersebut terdiri dari Mark Esper yang dipecat oleh Donald Trump pada November 2020 lalu, serta Jame Matis yang dipecat pada 2019 lalu.

Kelompok tersebut mengatakan sudah waktunya untuk Donald Trump dan Partai Republik menerima kekalahan dari Joe Biden dan Partai Demokrat.

"Pemilu telah usai. Penghitungan ulang dan audit telah dilakukan. Gugatan pemilu telah ditangani oleh pengadilan. Hasil telah disertifikasi oleh Gubernur. Dan electoral college telah menghasilkan suaranya, saatnya mengesahkan secara resmi hasil electoral college," kata mereka.

Baca Juga: Gus Mis: Risma Jadi Standar Ekslusif Politik, Beda dengan Politisi yang cuma Pegang Mik dan Nyinyir

Para mantan pemimpin gedung Pentagon tersebut kemudian memperingatkan Donald Trump agar tak menggunakan militer dalam upaya apapun untuk mengubah hasil pemilu.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x