Kunjungan Wisatawan dari Negaranya Turun Drastis, Media China Soroti Kebijakan Pemerintah Indonesia

- 5 Januari 2021, 07:38 WIB
Penumpang pesawat tiba di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat 18 Desember 2020.
Penumpang pesawat tiba di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat 18 Desember 2020. /ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO

PR BEKASI - Akibat pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun lalu, sejumlah kawasan wisata di Indonesia mengalami kerugian besar akibat pembatasan kedatangan turis asing.

Kondisi ini turut disoroti berbagai media asing, salah satunya media asal China, South China Morning Post (SCMP).
 
Menurut data dari Pemerintah Indonesia, jumlah kedatangan turis asing ke Indonesia sejak Oktober 2019 mengalami penurunan hingga 88,25 persen dengan hanya mencapai 158 ribu orang turis saja.
 
Indonesia pun telah memangkas target kedatangan turis asing pada 2020 menjadi antara 2,8 juta hingga 4 juta turis, dari sebelumnya target 18 juta turis pada 2019.

Baca Juga: Posisi Puncak Klasemen Liga Inggris Semakin Panas, Liverpool 'Menangis' karena Gol sang Mantan

Salah satu kawasan wisata Indonesia yang merasakan dampak pandemi Covid-19 adalah Kota Manado, Sulawesi Utara.

Pada 2019, diketahui sekitar 115.000 wisatawan asal China mengunjungi Manado pada tahun 2019.
 
Data tersebut mengalami peningkatan 8 persen dari tahun sebelumnya berkat penerbangan langsung dari China ke Manado, yang merupakan rumah bagi Taman Laut Nasional Bunaken yang kaya akan terumbu karang dan kawan menyelam yang indah di Pulau Bunaken.
 
Sejak saat itu, mulai menjamur berbagai bisnis perhotelan dan restoran di Manado, namun sektor ini sekarang menderita dan menghadapi ketidakpastian.

Baca Juga: Penerima Bansos PKH 2021 Tidak Sama, Berikut Besaran Bantuan untuk 6 Golongan yang Jadi Prioritas

“Pendapatan kami turun karena Pandemi Covid-19. Pada awal pandemi, kami memberhentikan hampir semua pekerja kami. Saya tidak tahu apa rencana kami ke depan karena situasinya belum kembali normal.” Kata Chris Pattiselano, salah satu pemilik restoran seafood di Manado.
 
Sebelum pandemi Covid-19, restorannya yang bernama Pirate Café dipenuhi dengan tawa dan celoteh dari kelompok Turis China yang biasanya memesan berbagai makanan seafood dalam sekali makan.
 
"Kafe kami fokus pada turis China sehingga turis dari negara lain jarang datang ke sini, meski beberapa turis lokal dari Manado juga berkunjung," kata Chris Pattiselano, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari SCMP.

Selain Manado, Pulau Bali juga menjadi salah satu kawasan yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Penerima Bansos PKH 2021 Tidak Sama, Berikut Besaran Bantuan untuk 6 Golongan yang Jadi Prioritas
 
Apalagi dengan kebijakan Pemerintah Indonesia yang melarang masuk Warga Negara Asing (WNA) sejak 1 Januari 2021 hingga 14 Januari 2021 semakin menghancurkan harapan industri pariwisata Bali untuk meningkatkan pendapatan selama musim liburan.
 
“Saya berharap prospeknya lebih baik (tahun ini) karena pariwisata adalah mata pencaharian banyak orang Bali, tetap pemerintah terus memperketat persyaratan untuk masuk ke Bali,” kata Ida Bagus Purwa Sidemen, direktur eksekutif Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI) di Bali.
 
Bagi banyak turis asing, Bali dipandang sebagai titik awal untuk mengeksplorasi lebih jauh destinasi wisata lain di Indonesia, terutama pulau tetangga Lombok tetapi juga Labuan Bajo di pulau Flores, Jawa, serta Manado dan Pulau Bunaken.

Baca Juga: Disalurkan Lewat PT Pos Indonesia Terdekat, BST Rp300.000 Mulai Dicairkan untuk 4 Bulan ke Depan 

Tempat-tempat ini biasanya ditampilkan dalam brosur yang biasa ditemukan di kantor agen tur di seluruh pulau dan ditawarkan sebagai paket tur "Bali and Beyond".
 
Setali tiga uang, Pulau Lombok yang merupakan tetangga Pulau Bali pun mengalami kerugian akibat pandemi Covid-19 ini.
 
“Bali berperan penting bagi pariwisata Lombok. Menurut saya bahkan lebih populer dari Indonesia. Banyak orang tahu Bali tapi belum tahu tentang Indonesia. Jadi kalau Bali ditutup, Lombok juga terkena imbasnya,” kata Syamsul Bahri, Ketua Asosiasi Hotel Mandalika Lombok.
 
Pemerintah Indonesia telah menyatakan optimisme bahwa sektor wisata akan meningkat secara bertahap dengan dibantu oleh wisatawan domestik.

Baca Juga: Ternyata Hanya Lewat 4 Rekening Bank Ini, Dana Bansos PKH 2021 Mulai Dicairkan untuk 3 Bulan Pertama 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan pariwisata negara itu akan mulai dilakukan pemulihan tahun ini.
 
Namun, tidak semua pelaku industri menggantungkan harapan pada wisatawan domestik yang umumnya lebih hemat dan durasi liburannya lebih sebentar dibandingkan dengan wisatawan asing.
 
“Turis domestik cenderung banyak menawar dan mengharapkan layanan yang sama seperti yang ditawarkan oleh jasa perjalanan dengan tarif lebih tinggi. Sedangkan turis asing lebih alami, mereka memiliki sikap Anda membayar harganya, Anda mendapatkan layanan," kata Budijanto Ardiansjah, wakil ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah