Tak Terlena dengan Vaksin, Inggris Terapkan Lagi Lockdown karena Varian Baru Covid-19 Lebih Menular

- 5 Januari 2021, 14:24 WIB
Perdana Menteri Boris Johnson memutuskan untuk menerapkan lockdown total.
Perdana Menteri Boris Johnson memutuskan untuk menerapkan lockdown total. /Instagram/@borisjohnsonuk

PR BEKASI - Inggris kembali akan melakukan lockdown (karantina) nasional demi menekan lonjakan kenaikan kasus Covid-19.

Hal tersebut dilakukan karena lonjakan kasus Covid-19 nantinya akan mengancam dan membuat sistem kesehatan mereka malah kewalahan sebelum program vaksin mencapai masa kritis.

Lockdown (karantina) nasional tersebut merupakan perintah langsung dari Perdana Menteri Boris Johnson, yang disampaikan pada Senin, 4 Januari 2021. 

Baca Juga: Bingung Wakil Dekan Unpad Dicopot Usai Diduga Pernah Ikut HTI, Rocky Gerung: Ini Sistem Lawan Hantu

Sebelumnya, pemerintah memuji keberhasilan Inggris sebagai negara pertama yang mulai meluncurkan vaksin hasil pengembangan Universitas Oxford dan AstraZeneca untuk melawan Covid-19.

Akan tetapi, hanya beberapa jam setelahnya, perintah untuk kembali melakukan Lockdown (karantina) nasional tersebut dikeluarkan.

Boris Johnson menjelaskan varian baru dari Covid-19 tersebut lebih menular dan pertama kali diidentifikasi di Inggris dan sekarang bermunculan di banyak negara. 

Ia juga menyebut bahwa varian baru Covid-19 memiliki penyebaran yang begitu cepat dan perlu segera melakukan tindakan guna memperlambat penularan.

Baca Juga: Mendagri: Jangan Ada Keributan, karena Vaksin Seolah seperti Emas Bisa Terjadi Rebutan

"Saat saya berbicara dengan Anda malam ini, rumah-rumah sakit kita mengalamai tekanan lebih berat karena Covid dibandingkan sejak pandemi ini mulai muncul," kata Boris Johnson dalam  pidato yang disiarkan televisi ke seluruh negeri.

Ia menyatakan bahwa kondisinya saat ini sudah cukup berbahaya dan perlu ada tindakan terkait kondisi tersebut.

"Dengan sebagian besar negeri sudah berada di bawah tindakan ekstrem, jelas bahwa kita perlu berbuat lebih banyak bersama-sama untuk mengendalikan varian baru ini," katanya yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Selasa, 5 Januari 2021.

Boris Johnson lanjut menjelaskan segala pertimbangan tersebut yang membuat pemerintah harus mengambil kebijakan untuk melakukan lockdown (karantina) nasional kembali untuk saat ini.

Baca Juga: FPI Sengketa Lahan dengan PTPN, Teddy Gusnaidi: Ratakan dengan Tanah, Haram FPI Ada di Indonesia!

"Karena itu kita harus melakukan karantina nasional, yang cukup sulit untuk menahan varian ini. itu berarti pemerintah sekali lagi memerintahkan Anda untuk tetap berada di rumah," ungkapnya.

Nantinya toko-toko dan industri layanan yang tak diizinkan untuk buka harus tutup. Kemudian sekolah dasar dan menengah akan mulai tutup bagi semua siswa pada Selasa, 5 Januari 2021.

Dalam pernyataannya tersebut, Boris Johnson juga menjelaskan bahwa nantinya jika peluncuran vaksin berjalan sesuai rencana dan jumlah kematian berkurang karena karantina wilayah, pemerintah Inggris menargetkan akan mencabut karantina nasional tersebut di Februari 2021.

Dirinya juga mendesak semua pihak agar berhati-hati dan mamatuhi aturan yang ada.

Baca Juga: Bingung Wakil Dekan Unpad Dicopot Usai Diduga Pernah Ikut HTI, Rocky Gerung: Ini Sistem Lawan Hantu

Sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi keenam di dunia dan kembali menncapai titik tertinggi, Inggris menyebut penyebaran dari Covid-19 berisiko membuat kewalahan sebagian besar sistem kesehatan dalam waktu 21 hari.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh kepala penasihat medis negara tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah