WHO Imbau Negara-negara Kaya Agar Tak Serakah Beli Vaksin Covid-19

- 9 Januari 2021, 15:08 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /The New York Times

Hal tersebut, lanjutnya, bisa dilakukan lewat fasilitas milik COVAX. COVAX adalah inisiatif WHO untuk memastikan negara miskin mendapat cukup suplai vaksin Covid-19.

Diketahui bahwa sejauh ini, COVAX sudah mengumpulkan 6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dari 7 miliar dolar AS yang dibutuhkan untuk mengadakan vaksin COVID-19 bagi 92 negara berkembang.

Namun, seperti yang sudah disampaikan, problem yang dihadapi sekarang adalah memastikan ada suplai vaksin yang bisa dibeli.

Sementara itu, negara-negara kaya atau blok yang diketahui sudah menguasai suplai vaksin dalam jumlah besar adalah Inggris, AS, Swiss, Israel, dan Uni Eropa. Uni Eropa, misalnya, baru saja mengabarkan telah mengamankan separuh dari total suplai vaksin Covid-19 yang bisa disediakan Pfizer untuk dunia.

Baca Juga: Dikira Warung Makan, Satu Keluarga Ini Ternyata Makan di Rumah Warga, Ini yang Akhirnya Terjadi

Karena Pfizer mengklaim bisa memproduksi 1.2 miliar dosis, maka Uni Eropa sudah mengamankan 600 juta dosis. Dan, Uni Eropa mensinyalkan belum akan berhenti mengamankan suplai vaksin untuk 450 juta warganya. Mereka mengincar vaksin dari pengembang lain seperti Moderna dan AstraZeneca.

"Ini problem nyata," kata Ghebreyesus yang tidak mau menuding negara manapun secara spesifik.

Hingga berita ini ditulis, di dunia tercatat ada 88 juta kasus dan 1.9 juta kematian akibat Covid-19. Dalam 24 jam terakhir, jumlah kasus bertambah 146.000. Beberapa di antaranya akibat varian baru Covid-19.

Sehingga, sejumlah negara masih melakukan kebijakan terkait pembatasan penerbangan untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x