Baca Juga: Risma Buatkan KTP untuk Gelandangan, Mardani: Seharusnya Fokus Perbaiki Basis Data Penerima Bansos
Kekhawatiran soal hilangnya Jack Ma berawal saat dia tidak muncul dalam episode pamungkas acara bakatnya, 'Africa's Business Heroes', yang disiarkan November tahun lalu.
Acara itu memberikan kesempatan kepada para pengusaha pemula di Afrika untuk berkompetisi memenangkan 1,5 juta dolar.
Miliarder berusia 56 tahun itu digantikan oleh seorang petinggi eksekutif Alibaba, Lucy Peng, dalam episode terakhir. Saat itu, menurut seorang juru bicara perusahaan, Jack Ma tidak bisa tampil karena jadwalnya sangat padat.
Namun, dihapusnya foto Jack Ma dari situs acara itu dan sebuah video promosi yang tidak menampilkan Jack Ma semakin memicu kecurigaan dari publik.
Baca Juga: Ingin Terus Berikan Pengaruh Usai Tinggalkan Gedung Putih, Donald Trump Akan Dirikan Partai Patriot
Kecurigaan itu semakin mendalam saat otoritas China meningkatkan pengawasan terhadap kerajaan bisnisnya, termasuk afiliasi Alibaba, Ant Group, setelah Jack Ma mengkritik sistem regulasi China pada Oktober lalu.
Jack Ma belum muncul ke publik sejak penangguhan IPO untuk ANT Group. Padahal saat itu ANT Group disebut-sebut akan melakukan debut pasar saham yang fenomenal. Semuanya kandas setelah Jack Ma menyerang otoritas China dalam pidatonya.
Pertikaian Jack Ma dengan otoritas China yang otoriter disebut-sebut memicu tindakan keras terhadap bisnisnya. Sebenarnya, apa yang diucapkan Jack Ma dalam pidatonya pada 24 Oktober 2020 yang membuat otoritas China geram?
Saat itu, dalam pidatonya yang membuat otoritas China geram pada 24 Oktober 2020, Jack Ma mengkritik 'regulator keuangan pegadaian dan bank-bank milik negara'.