Inggris Was-Was, Uni Eropa Beri Ultimatum Akan Tahan Ekspor Pengiriman Vaksin Covid-19

- 27 Januari 2021, 14:52 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /The New York Times

PR BEKASI - Vaksin Covid-19 telah menjadi barang yang sangat penting belakangan ini. Lantaran sejumlah pihak berharap dengan adanya vaksinasi dapat mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Sehingga, sejumlah negara pun sudah mulai bergerak dalam melakukan vaksinasi Covid-19 secara bertahap.

Namun, Uni Eropa memberikan ultimatum bahwa mereka akan menahan ekspor vaksin Covid-19 dari Pfizer dan AstraZeneca ke negara lain.

Baca Juga: Tentukan Sikap, Joe Biden Pastikan Akan Bantu Palestina Hadapi Konflik dengan Israel

Hal tersebut tentu membuat khawatir negara Inggris dan sejumlah negara lainnya yang sudah memesan kedua vaksin Covid-19 tersebut.

Menurut mereka, walaupun hal itu mungkin menyelesaikan masalah vaksinasi di Eropa, tetapi berpotensi mengganggu vaksinasi Covid-19 di negara lain termasuk Inggris.

"Jika itu memang benar terjadi nantinya, jelas akan mengkhawatirkan," kata Kepala Eksekutif Layanana Kesehatan Nasional (NHS), Simon Stevens, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 27 Januari 2021.

Baca Juga: Setuju Ambroncius Nababan Jadi Tersangka, Muannas Alaidid: Rasisme Berbahaya Bila Dibiarkan

Sebelumnya, produksi vaksin Covid-19 oleh Pfizer dan AstraZeneca mengalami gangguan. Alhasil, mereka terpaksa memangkas pengiriman vaksin Covid-19 di Eropa.

Pihak Pfizer juga dikabarkan sampai harus memangkas suplai vaksin Covid-19 hingga separuhnya.

Hal itu mendapat kecaman dari berbagai negara Eropa. Menurut mereka, Pfizer dan AstraZeneca tidak bertanggungjawab.

Baca Juga: Dukung Perdamaian, Joe Biden Akan Kembalikan Bantuan Palestina

Sebab, menurut mereka sudah berjanji akan mengirimkan suplai vaksin sesuai jadwal. Dengan penundaan yang ada, mereka terpaksa menyesuaikan kampanye vaksinasi yang berpotensi menghambat pemulihan ekonomi juga.

Reaksi paling keras datang dari Uni Eropa langsung. Mereka mengancam akan membatasi ekspor vaksin Covid-19 sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Pihak Uni Eropa menyatakan bahwa hal itu bukan untuk membuat anggotanya diprioritaskan, tetapi untuk memastikan hak mereka dipenuhi.

Baca Juga: Ingin Punya Istri yang Jago Masak, Herjunot Ali: Kan Enak Bisa Tuker-tukeran Resep

Simons mencoba optimistis pembatasan itu tidak akan terjadi. Di sisi lain, dirinya merasa bersyukur bahwa vaksinasi di Inggris sudah dilakukan lebih awal.

"Saya rasa dokter, rumah sakit, serta semua rekan kami melakukan kerjanya dengan baik untuk memastikan vaksinasi berjalan cepat. Kami tidak ingin progress yang ada terhambat," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Pengiriman Vaksin Covid-19 Inggris, Nadhim Zahawi. Ia yakin Pfizer dan AstraZeneca akan menyelesaikan masalah produksinya sesegera mungkin dan mengejar ketinggalan.

Baca Juga: Sebut Indonesia Peringkat Kedua Negara Terkorup di Asia Tenggara, Ini Kata Pengamat Politik

Dengan demikian, kewajiban mereka terhadap Uni Eropa maupun Inggris tetap terpenuhi.

"Nasionalisme vaksin bukan jalan yang sebaiknya diambil. Tidak ada yang selamat sampai kita semua selamat," kata Zahawi.

Target Inggris adalah vaksinasi Covid-19 terhadap 15 juta warganya per pertengahan Februari. Pada Senin kemarin, tercatat vaksinasi telah dilakukan terhadap 6.8 juta warga Inggris sejak 8 Desember 2020 lalu.

Baca Juga: Disebut Minta Nita Thalia Jadi Istri Kedua, Raffi Ahmad: Bercanda, Satu Aja Ini Gak Habis-habis!

Dengan kata lain, agar target tercapai, tinggal 7 juta warga yang harus divaksin dalam dua pekan ke depan.

Untuk mencapai target itu, Inggris telah menggenjot vaksinasi dua kali lipat sejak 11 Januari 2021. Sekarang, targetnya adalah 2 juta vaksinasi per pekan.

Menurut Inggris, hal itu tidak mustahil dengan mengerahkan 206 rumah sakit, 50 pusat vaksin, dan 1200 fasilitas lokal.

Baca Juga: Usai Lakuan Vaksinasi Covid-19 Kedua, Jokowi Umumkan Giliran Masyarakat pada Februari 2021

"Beberapa bulan ke depan akan menjadi periode krusial untuk membalikkan keadaan dari pandemi Covid-19." kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock soal kampanye vaksin Covid-19.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x