Selain itu, para ilmuwan menunjukkan bahwa spesies invasi tersebut sangat rentan terhadap penyebaran malaria di Afrika, yang berarti dapat menyebarkan penyakit dengan sangat efektif.
"Yang mengejutkan kami, nyamuk Asia ternyata lebih rentan terhadap parasit malaria lokal daripada koloni nyamuk Ethiopia kami. Nyamuk ini tampaknya menjadi penyebar yang sangat efisien dari dua spesies utama malaria," tutur Teun Biusema.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah memperingatkan tentang potensi risiko yang terkait dengan spesies invasif pada 2019 lalu.
Baca Juga: Pemkab Bekasi Alokasikan Antaran Rp24 Miliar untuk Percepat Pembangunan Sarana Pendidikan
Mereka menyoroti bahwa latar belakang genetik dari spesies yang diperkenalkan tampaknya menawarkan resistensi terhadap beberapa kelas insektisida.
“Spesien invasif dapat menimbulkan tantangan potensial untuk pengendaliannya,” kata pernyataan WHO.
WHO mengatakan pihaknya menganggap penyebaran spesies nyamuk menjadi ancaman potensial utama untuk pengendalian dan pemberantasan malaria di Afrika dan Asia Selatan.
WHO juga telah menyerukan pihak terkait untuk melakukan intervensi segera terkait penyebaran spesies tersebut.
Baca Juga: Kemenkes Peringati Potensi Penularan Virus Nipah yang Pertama Kali Ditemukan di Malaysia