Spesies Nyamuk Anopheles Stephensi Asal India Ditemukan di Ethiopia, Risiko Malaria di Afrika Meningkat

- 28 Januari 2021, 14:06 WIB
Nyamuk Anopheles Stephensi.
Nyamuk Anopheles Stephensi. /infraVec2

PR BEKASI – Sebuah spesies nyamuk yang selama ini belum pernah terlihat di benua Afrika akhir-akhir ini umum ditemukan di berbagai kota di negara Ethiopia yang dikhawatirkan para ahli dapat menyebabkan penyakit malaria

Para ahli mengatakan nyamuk tersebut berjenis Anopheles Stephensi yang umum terlihat dan menyebarkan Malaria di India.

Sebelum ditemukan di Ethiopia, spesies nyamuk tersebut sebelumnya juga ditemukan di beberapa kota di Sudan dan Djibouti beberapa tahun lalu.

Meskipun malaria merupakan penyakit yang umum terjadi di wilayah pedesaan dengan tingkat penyebaran yang jauh lebih tinggi jauh dari wilayah perkotaan, namun dengan ditemukannya nyamuk tersebut di kota membuat risiko penyebaran malaria mengalami peningkatan.

Baca Juga: Pernah Diguna-guna Hingga Ditemukan di Gunung Kerinci, Denny Sumargo: Gue Sampai di Titik Gangguan Jiwa

Hal tersebut diungkapkan oleh para peneliti dari Pusat Medis Universitas Radboud Belanda dan Armauer Hansen Research Institute Ethiopia.

Sementara sebagian besar spesies nyamuk asal Afrika berkembang biak di daerah pedesaan, Anopheles stephensi berkembang biak dengan sangat baik di dalam wadah dengan air bersih.

Hal tersebut dikatakan oleh Profesor Epidemiologi Penyakit Menular Wilayah Tropis dari Universitas Radboud Belanda, Teun Biusema.

"Itulah sebabnya kami melakukan eksperimen memberi makan nyamuk dengan darah pasien malaria Ethiopia. Ini memungkinkan kami untuk menentukan apakah parasit malaria lokal dapat berkembang pada nyamuk baru," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Independent.

Baca Juga: Bahas Janji Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Neta S Pane: Percayalah, Janji Itu Tidak Akan Bisa Dipenuhi

Selain itu, para ilmuwan menunjukkan bahwa spesies invasi tersebut sangat rentan terhadap penyebaran malaria di Afrika, yang berarti dapat menyebarkan penyakit dengan sangat efektif.

"Yang mengejutkan kami, nyamuk Asia ternyata lebih rentan terhadap parasit malaria lokal daripada koloni nyamuk Ethiopia kami. Nyamuk ini tampaknya menjadi penyebar yang sangat efisien dari dua spesies utama malaria," tutur Teun Biusema.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah memperingatkan tentang potensi risiko yang terkait dengan spesies invasif pada 2019 lalu.

Baca Juga: Pemkab Bekasi Alokasikan Antaran Rp24 Miliar untuk Percepat Pembangunan Sarana Pendidikan

Mereka menyoroti bahwa latar belakang genetik dari spesies yang diperkenalkan tampaknya menawarkan resistensi terhadap beberapa kelas insektisida.

“Spesien invasif dapat menimbulkan tantangan potensial untuk pengendaliannya,” kata pernyataan WHO.

WHO mengatakan pihaknya menganggap penyebaran spesies nyamuk menjadi ancaman potensial utama untuk pengendalian dan pemberantasan malaria di Afrika dan Asia Selatan.

WHO juga telah menyerukan pihak terkait untuk melakukan intervensi segera terkait penyebaran spesies tersebut.

Baca Juga: Kemenkes Peringati Potensi Penularan Virus Nipah yang Pertama Kali Ditemukan di Malaysia

Dr Fitsum Tadesse dari Universitas Addis Ababa mengatakan bahwa penelitian tersebut menargetkan spesies dengan pendekatan agresif prioritas utama.

"Hanya jika kita bertindak cepat kita dapat mencegah penyebaran ke daerah perkotaan lain di benua itu. Kita harus menargetkan jentik nyamuk di tempat-tempat yang sekarang terjadi dan mencegah penyebaran nyamuk dari jarak jauh," katanya.

Diketahui, ada sekitar 60 spesies nyamuk di seluruh dunia yang dapat menyebarkan penyakit malaria pada manusia.

Menurut data dari WHO, Setiap tahunnya sebanyak 400.000 orang telah meninggal dunia akibat malaria.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x