Baca Juga: Cek Fakta: Heboh Air Banjir di Malaysia Jernih Seperti Air Laut, Benarkah? Ini Faktanya
Ia juga mengungkapkan bahwa semua orang di sana sangat ramah kepadanya. Akan tetapi, ia tidak merasa bebas.
Selanjutnya, itu menjadi pesan terakhir sebelum Sean Turnell tidak bisa dihubungi lagi oleh pihak Reuters.
Para jenderal militer Myanmar, yang merebut kekuasaan dengan tuduhan kecurangan pemilu 8 November 2020 lalu yang dimenangkan oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi.
Militer juga telah mematikan internet pada Sabtu ketika ribuan orang turun ke jalan-jalan di Yangon untuk mengecam kudeta militer minggu ini.
Baca Juga: Bukan Lagi Makanan dan Minuman, Vending Machine di Jepang Jual Alat Tes PCR Seharga Hampir Rp500.000
"Pemerintah Australia sangat prihatin dengan laporan warga Australia dan warga asing lainnya yang ditahan secara sewenang-wenang di Myanmar," kata Kementerian luar negeri Australia mengatakan pada Sabtu malam waktu setempat.
Namun, Kementerian Luar Negeri Australia tidak menyebut nama Sean Turnell atau memberikan rincian lebih lanjut tentang warga negara asing lainnya yang ditahan.
"Kedutaan Besar Australia di Yangon terus menghubungi warga Australia di Myanmar untuk memastikan keselamatan mereka, sejauh komunikasi memungkinkan," kata kementerian luar negeri.
Profesor Turnell diketahui berperan sebagai direktur Institut Pembangunan Myanmar di ibu kota, Naypyidaw, tempat dia berkantor sejak 2017 silam.