Kecam Aksi Kudeta Junta Militer, Pemuda Myanmar Berbondong-bondong Membuat Tato 'Antikudeta'

- 9 Februari 2021, 13:28 WIB
Iluatrasi pemuda Myanmar mentato tubuhnya sebagai aksi penolakan terhadap kudeta dan mendukung Aun San Suu Kyi.
Iluatrasi pemuda Myanmar mentato tubuhnya sebagai aksi penolakan terhadap kudeta dan mendukung Aun San Suu Kyi. /BuzzFeed News

 

PR BEKASI - Warga Myanmar mengecam aksi kudeta politik yang tengah dilakukan junta militer.

Aksi protes pun dilakukan melalui berbagai cara oleh warga Myanmar termasuk oleh para pemuda.

Tren terbaru pemuda Myanmar memilih merajah tubuhnya dengan kata-kata perjuangan.

Seniman tato Naypyidaw, Ko Sanay, mengatakan bahwa pelanggannya ingin pengingat permanen akan penolakan mereka terhadap kediktatoran.

Baca Juga: Catatan Baru Sejarah Politik AS, Senat AS Akan Gelar Sidang Pemakzulan Donald Trump Hari Ini

Permintaan paling populer saat ini adalah tato penggalan lirik lagu revolusi lama "Kabar Ma Kyay Bu" yang berarti "Kami Tidak Akan Melupakan Sampai Akhir Dunia".

Tato-tato antikudeta ini dilukis dengan tinta berwarna merah dan karakter dalam bahasa Burma. 

"Kami sepenuhnya menentang kediktatoran militer. Kami memerangi mereka (dengan cara apa pun yang kami bisa)," katanya kepada AFP, seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia pada Selasa, 9 Februari 2021.

Baca Juga: Ustad Maaher Wafat di Rutan Mabes Polri, HNW: Polisi Harus Terbuka, Agar Tak Jadi Fitnah

Zaw Myo Htut, seorang pelanggan, mengatakan babwa lirik lagu itu beresonansi dengannya dan inilah alasan mengapa dia memilih sebagai atonya.

"Saya merasa marah dengan emosi yang tersisa," katanya.

Menyuarakan aspirasi politik lewat tato bukan pertama kalinya populer di Myanmar.

Menjelang pemilu demokratis pertama pada 2015 terdapat tren tato wajah Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Beri Peringatan Soal Ustaz Maaher, Ferdinand Hutahaean: Ada yang Coba Propagandakan Kematiannya Tak Wajar

Tato ini semakin marak ketika partainya memenangkan pemungutan suara secara telak.

Di Yangon, seniman tato John Gyi mengatakan hal itu membuatnya terhibur mengetahui karya seninya secara kecil membantu memajukan gerakan pro-demokrasi.

"Saya tidak suka kediktatoran militer, jadi saya mentato mereka yang memiliki ide yang sama dengan saya," katanya.

Baca Juga: Waspada Banjir, BPBD DKI Jakarta Sebut Pintu Air Sunter Hulu Masih Siaga 2 dan Manggarai Siaga 3

John juga menjelaskan bahwa dia telah menyelesaikan 10 tato Aung San Suu Kyi, pemimpin terpilih Myanmar, sejak militer menahannya pada Senin pekan lalu.

Aksi protes terhadap kudeta junta militer Myanmar hingga saat saat ini masih dilakukan bahkan hingga dikecam oleh sejumlaj negara.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah