PR BEKASI – Bentrokan pecah pada Selasa, 9 Februari 2021 malam di Jerusalem, Israel antara polisi dan kelompok Yahudi ultra-Ortodoks yang protes penguncian wilayah akibat Covid-19.
Unjuk rasa yang mendapat persetujuan polisi tersebut awalnya berjalan dengan tertib meskipun para demonstran tidak melakukan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker.
Menjelang unjuk rasa berakhir, beberapa demonstran memblokir lalu lintas, membakar tempat sampah, merusak kendaraan, dan melempar batu serta benda lain ke arah petugas.
Baca Juga: Soroti Wacana Festival Santet, Cholil Nafis: Sesuai Fatwa MUI, Dukun Perdukunan Hukumnya Haram
Pihak kepolisian terpaksa menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstran dan menangkap setidaknya satu orang karena dicurigai mengganggu ketertiban umum.
Selama pandemi Covid-19, kemarahan publik Israel meningkat kepada kelompok Yahudi ultra-Ortodoks yang dikenal tak patuh terhadap protokol kesehatan selama masa penguncian wilayah.
"Ada pelanggaran luas terhadap protokol Covid-19 di Israel, tetapi yang paling mencolok terjadi di kelompok Yahudi ultra-Ortodoks, atau Haredi," dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Times of Israel.
Baca Juga: Aisha Weddings Sebut Perempuan Wajib Menikah di Usia 12 Tahun, Ferdinand Hutahaean: Ini Jelas Biadab
Beberapa kelompok Haredi sebagian besar mematuhi larangan tersebut, sementara yang lain mengabaikannya, termasuk dengan membuka sekolah dan mengadakan pemakaman secara terbuka.