Beberapa pekan terakhir, diketahui banyak pemuka agama Yahudi dari kelompok Haredi yang meninggal karena Covid-19 yang pemakamannya dihadiri oleh ribuan orang.
Ada juga kerusuhan dengan kekerasan terhadap polisi, termasuk bentrokan di Bnei Brak yang menyebabkan kelompok Yahudi ultra-Ortodoks membakar bus dan menyerang pengemudi serta pejalan kaki.
Baca Juga: Soroti Paket Pernikahan di Bawah Umur, KPAI Laporkan EO Aisha Weddingsa
Anggota Tim Penanggulangan Covid-19 Israel, Nachman Ash memperingatkan kelompok Yahudi ultra-Ortodoks bahwa ketidakpatuhan mereka terhadap protokol kesehatan dapat menambah penyebaran dan kematian akibat Covid-19.
"Meski tingkat morbiditas di komunitas Haredi, yang telah jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional, terus menurun, masih tinggi dan mengkhawatirkan," katanya.
Anggota parlemen dari kelompok Haredi bahkan mengecam upaya untuk menegakkan protokol kesehatan tersebut dan mengatakan hal tersebut sebagai bentuk diskriminatif terhadap mereka.
Baca Juga: Iklan Perempuan Wajib Nikah Muda Usia 12 Tahun Viral di Twitter, Warganet: Kirain Oknum Iseng
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sementara itu, dipandang tidak mau membuat marah mitra politik Haredi-nya, yang tanpanya ia tidak memiliki harapan untuk tetap berkuasa.
Israel masih melakukan penguncian wilayah yang ketiga sejak dimulainya pandemi, meskipun beberapa pembatasan dibatalkan pada awal minggu.
Israel juga mendorong program vaksinasi massal yang sejauh ini telah menginokulasi lebih dari seperlima populasi.