“Pasangan itu menghadapi masalah uang, memiliki utang dan dia khawatir dengan statusnya yang tidak berdokumen,” kata Nang Moon seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One Jumat, 26 Februari 2021.
Dia juga diyakini menderita depresi pascapersalinan.
Dia memperkirakan ini adalah bunuh diri yang ke-24 sejak awal pandemi Covid-19 tahun lalu.
Baca Juga: 50 Universitas Terbaik di Indonesia 2021 versi uniRank: UGM Terbaik, ITB Keluar dari 10 Besar
Baca Juga: Bela Jokowi Soal Kerumunan Massa di NTT, Irma Suryani: Itu Tak Disengaja dan Tak Direncanakan
"Kami tidak tahu angka pastinya," tambah dia.
La Seng, kepala Organisasi Pengungsi Kachin di Malaysia, mengatakan wanita itu telah berada di Malaysia sejak 2014, berusia 28 tahun dan meninggalkan seorang putri berusia tiga bulan.
“Suaminya sangat tertekan,” kata La Seng.
Kelompok-kelompok hak asasi mengatakan pandemi telah mempengaruhi prospek pekerjaan baik migran berdokumen maupun tidak di negara itu.
Ini juga secara efektif mengubah banyak pekerja berdokumen menjadi pekerja tak berdokumen; beberapa kehilangan izin kerja ketika kehilangan pekerjaan, yang lain kehilangan izin ketika majikan yang tidak bermoral gagal memperbaruinya dalam upaya untuk memotong biaya.