PR BEKASI - Tentara dan polisi Myanmar membuat video di TikTok sambil menenteng senjata untuk menyampaikan ancaman pembunuhan kepada demonstran Antikudeta, kata para pengamat.
Mengarahkan aplikasi dari China tersebut untuk mengumumkan bahwa mereka telah menghapus konten yang memicu kekerasan.
Kelompok hak digital Myanmar ICT for Development (Mido) mengatakan telah menemukan lebih dari 800 video pro-militer yang mengancam para pengunjuk rasa pada saat kekerasan meningkat.
Dengan 38 pengunjuk rasa dinyatakan tewas pada hari Rabu, 3 Maret 2021 saja menurut PBB.
Baca Juga: Tanggapi Dualisme Partai Demokrat Akhirnya Istana Buka Suara, Mahfud MD: Itu Masalah Internal
Baca Juga: Moeldoko Serukan 'Mari Berjuang Raih Kembali Kejayaan Demokrat!' Di Hadapan Peserta KLBBaca Juga: Sempat Rasakan Napas seperti Sakaratul Maut, Ashanty: Aku Hidup Kaya Begini Tersiksa Banget, Aku Ikhlas
"Itu hanya puncak gunung es," kata direktur eksekutif Mido Htaike Aung seperti dikutip Reuters Sabtu, 6 Maret 2021.
Ia mengatakan masih ada "ratusan" video ancaman dari pengguna berseragam tentara dan polisi di aplikasi itu. Seorang juru bicara tentara dan junta tidak menanggapi permintaan komentar.
Satu video dari akhir Februari, ditinjau oleh Reuters, menunjukkan seorang pria berseragam tentara mengarahkan senapan ke kamera dan berbicara kepada pengunjuk rasa: "Saya akan menembak di depan wajah Anda ... dan saya menggunakan peluru sungguhan"