"Saya akan berpatroli di seluruh kota malam ini dan saya akan menembak siapa pun yang saya lihat. Jika Anda ingin menjadi martir, saya akan memenuhi keinginan Anda," ucap Mido.
Reuters tidak dapat menghubunginya atau pria berseragam lainnya yang muncul di video TikTok atau untuk memverifikasi bahwa mereka benar berada di angkatan bersenjata.
TikTok adalah platform media sosial terbaru yang mengalami perkembangan konten yang mengancam atau ujaran kebencian di Myanmar.
Raksasa teknologi AS Facebook sekarang telah melarang semua halaman yang terkait dengan tentara Myanmar.
TikTok mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami memiliki Pedoman Komunitas yang jelas yang menyatakan kami tidak mengizinkan konten yang menghasut kekerasan atau informasi yang salah yang menyebabkan kerugian,” ucap Mido.
“Terkait dengan Myanmar, kami telah dan terus bergegas menghapus semua konten yang memicu kekerasan atau menyebarkan informasi yang salah, dan secara agresif memantau untuk menghapus konten apapun yang melanggar pedoman kami,"
Kebijakan TikTok melarang menampilkan senjata kecuali berada di "lingkungan yang aman".
Menurut unggahan pekerjaan LinkedIn dari Kamis, 4 Maret 2021, platform TikTok saat ini sedang merekrut manajer kebijakan produk Myanmar.